Mengenal aksara dan membaca merupakan salah satu cara dasar menangkal hoaks, sebelum melakukan disiplin verifikasi. Bertempat pada hal itu, perayaan Hari Akara Internasional dan usaha-usaha pemberantasan buta huruf pun menjadi sangat penting.
Djawanews.com – Hari ini, 8 September 2020, Hari Aksara Internasional diperingati masyarakat dunia. Hari Aksara Internasional mulanya dicetuskan melalui Konferensi Pendidikan untuk Pemberantasan Buta Aksara, yang diadakan di Teheran, Iran pada 8 September 1965.
Saat itu, Pemerintah Iran mengusulkan agar UNESCO memberikan hadiah literasi internasional untuk mereka yang berjasa dalam perjuangan melawan buta huruf. Sejak pertama kali diperingati pada tahun 1967, masyarakat dunia rutin merayakan Hari Aksara Internasional setiap tahunnya. Setiap tahun pula, UNESCO memberikan hadiah kepada masyarakat dunia yang berjasa di bidang literasi.
Demikian Hari Aksara Internasional diperingati setiap tahunnya sebagai usaha memajukan agenda keaksaraan di tingkat global, regional, dan nasional.
Hari Aksara Internasional di Indonesia
Berdasarkan penelitian Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang memiliki masyarakat dengan minat baca rendah.
Minat baca rendah di Indonesia tersebut selain dikarenakan kebudayaan membaca penduduk Indonesia yang tidak digembleng sejak dini, disebabkan pula oleh banyaknya orang yang buta aksara.
Padahal mengenal aksara dan membaca merupakan salah satu cara dasar menangkal hoaks, sebelum melakukan disiplin verifikasi. Bayangkan, jika orang yang bisa membaca saja mudah termakan hoaks, bagaimana dengan yang tidak bisa membaca dan hanya menelan mentah-mentah informasi lisan?
Untuk itu, kemampuan membaca sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia dan dunia agar dapat hidup dan melek dunia digital hari ini.
Bertempat pada hal itu, perayaan Hari Akara Internasional dan usaha-usaha pemberantasan buta huruf pun menjadi sangat penting.