PKB atau Partai Kebangkitan Bangsa dibentuk setelah Pemerintahan Orde Baru lengser. Tepat pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998, PKB mendeklarasikan diri di Jakarta.
Pembentukan PKB tidak lepas dari beberapa sosok penting, di antaranya sang inisiator KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, beserta pendukung deklarator lainnya, seperti KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A. Mustofa Bisri, dan KH A. Muchith Muzadi.
Djawanews.com – Pada mulanya, Gur Dur merasa prihatin lantaran kelompok-kelompok NU hendak mendirikan partai politik NU. Sikap prihatin Gus Dur bukan tanpa alasan, dirinya tidak ingin ada sebuah partai yang terkesan mengaitkan agama dan kepentingan politik.
Namun pada akhir Juni 1998, Gur Dur malah berniat ingin mendirikan partai, namun berbasis ahlussunah wal jamaah. Keinginan Gus Dur kemudian diperkuat dengan beberapa tokoh penting NU lainnya, hingga kemudian didirikan Partai Kebangkitan Bangsa atau yang biasa disingkat PKB.
Meskipun sebuah partai baru, namun kepemimpinan dan kharisma Gus Dur berhasil meraih perolehan suara di Pemilu 1999. Saat itu PKB meraup 13.336.982 suara (12,61 persen) atau setara dengan 51 kursi di DPR RI.
Gus Dur pula yang kemudian dapat memikat koalisi poros tengah untuk dirinya menjadi calon presiden. Selanjutnya, dalam pemungutan suara dan Sidang Umum MPR, Gus Dur terpilih menjadi Presiden RI dengan Megawati Soekarnoputri sebagai wakilnya.
Selanjutnya, pada Pemilu 2004, PKB yang saat itu partai berumur jagung kembali masuk dalam lima besar dan berada pada peringkat ketiga dengan perolehan suara 12.002.885 (10,61 persen) dengan 52 kursi DPR RI.