Djawanews.com – Buku pengetahuan umum kadung menyematkan gagal jantung sebagai penyebab kematian Charles Darwin. Namun penyebab utama kematian penemu Teori Evolusi ini tak pernah benar-benar terang.
Selama bertahun-tahun, puluhan diagnosis menghantui penyebab kematian ilmuwan asal Shrewsburry, Inggris ini. Ada yang berspekulasi gagal jantung yang dialami Charles Darwin disebabkan kebiasaannya mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi penyakit skizophrenia yang ia derita. Namun hal berbeda diungkapkan Sidney Cohen, Direktur Riset Jefferson Medical College di Philladelphia.
Dalam pertemuan di Historical Clinicopathological Conference yang digelar 6 Mei 2011, Sidney Cohen mengungkapkan analisisnya soal kematian Charles Darwin. Menurutnya, ilmuwan yang meninggal pada 19 April 1882 itu mengalami gagal jantung karena komplikasi penyakit Chagas, infeksi patogen Heliobacter pylori dan penyakit cyclic vomiting syndrome.
Analisis Sidney Cohen soal kematian Charles Darwin
Di akhir hidupnya, Charles Darwin diketahui melakukan perjalanan selama 5 tahun ke Amerika Selatan dan benua Afrika, menembus Pasifik dan Kepulauan Galapagos. Dalam perjalanan tersebut, naturalis dan geologis terkemuka itu digigit seekor serangga yang mengandung racun Heliobacter pylori, parasit endemik di kawasan hutan Amerika Selatan.
Infeksi Heliobacter pylori lantas menyebabkan Charles Darwin mulai menderita penyakit Chagas dan berujung pada gagal jantung yang merenggut nyawanya. Selain penyakit Chagas, gagal jantung Darwin juga disebabkan pola makannya yang berantakan akibat penyakit cyclic vomiting syndrome.
Penyakit tersebut menyebabkan Charles Darwin memuntahkan semua makanan yang ia konsumsi. Meski belum diketahui secara persis, apa penyebab cyclic vomiting syndrome yang diderita Darwin, menurut Sidney Cohen, sindrom ini muncul sebagai dampak stres menahun yang diderita Darwin.