Djawanews.com – Dian Fossey adalah ahli zoologi yang mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk meneliti gorilla—hewan primata yang dianggap berbahaya oleh manusia.
Bagi Fossey, gorilla adalah temannya. Untuk mematahkan mitos bahwa gorilla berbahya, Fossey mencoba hidup bersama gorilla gunung di hutan Rwanda.
Hasilnya, dia berhasil menunjukkan kepada masyarakat bahwa kera besar ini sebenarnya adalah raksasa yang lembut dan memiliki kepribadian personal.
Selain hidup dihutan bersama gorilla, Fossey juga menghabiskan tahun terakhirnya untuk berjuang menyelamatkan gorilla yang habitatnya terus berkurang akibat perburuan liar.
Dalam sebauah riwayat diceritakan, Fossey memiliki hewan favorit yang dinamai Digit. Sayangnya, hewan tersebut tewas di tangan pemburu.
Kondisi itu menyebabkan Fossey depresi. Dia banyak menghabiskan waktunya untuk minum dan merokok setelah Digit tewas.
Pada 26 Desember 1985, tepat pada hari ini 35 tahun lalu, Fossey dibacok sampai meninggal dengan golok.
Empat tahun berselang, salah satu murid Dian Fossey ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Selain itu, saudara ipar dari bekas Presiden Rwanda, Protais Zigiranyirazo juga disebut-sebut terlibat dalam pembunuhan Fossey. Zigiranyirazo yang menjadi gubernur di provinsi tempat Fossey bekerja memiliki kepentingan untuk mengeksploitasi gorilla, yang sangat ditentang oleh Fossey.