Djawanews.com – Hari ini pada 108 tahun yang lalu, sebuah kapal besar nan megah menabrak gunung es di Samudra Atlantik Utara. Kabarnya, kapal tersebut adalah kapal terbesar dan termegah di dunia pada masa itu. Hari selanjutnya (15 April 1912), kapal tersebut karam dan merenggut ribuan nyawa dalam sekejap.
Kisahnya melegenda, terutama setelah diabadikan dalam film yang dibintangi Leonardo DiCaprio, Titanic. Film romansa tragis ini mengambil sudut pandang salah satu korban selamat, Rose, dan kekasihnya, Jack.
Kisah cinta mereka menjadi alur utama penceritaan. Beberapa adegan bahkan masih menjadi pembicaraan masyarakat—atau setidaknya melekat di ingatan. Saya yakin, Anda pasti masih ingat adegan Jack memeluk Rose di haluan dan adegan Jack melukis tubuh telanjang Rose, bukan?
Ya, saya juga cukup yakin bahwa Anda sekarang tersenyum simpul karena mengingat adegan tersebut. Tetapi, kali ini kita tidak akan membahas film Titanic dan kemesraan dua sejoli itu. Kita akan membahas beberapa kejadian unik terkait tenggelamnya kapal RMS Titanic yang asli.
Bulan Purnama
Diutip dari nasa.gov, berdasarkan penelitian yang dilakukan, tenggelamnya Titanic tidak terlepas dari efek bulan purnama penuh ketika itu. Pada awal 1912, bulan berada pada kondisi yang sejajar dengan matahari. Hal ini menghasilkan sebuah tarikan yang sangat kuat, terutama di laut lepas. Selain gelombang besar di laut, gunung-gunung es juga bergerak secara liar dan tidak terduga. Teknologi kapal Titanic tidak cukup canggih untuk memberikan peringatan dini mengenai hal tersebut.
Kelalaian Pihak Bertanggung Jawab
Salah satu orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut adalah sang kapten kapal, Edward Smith. Dikutip dari bbc.co.uk, Smith tidak mengindahkan peringatan adanya gunung es. Dia bahkan tidak memperlambat laju kapal. Pihak lain yang bertanggung jawab adalah dewan pelayaran Inggris. Ketika itu mereka tetap mengizinkan Titanic berlayar, padahal akomodasi sekoci tidak memadai.
Kejadian Titanic Mirip dengan Sebuah Novel Tragedi tenggelamnya RMS Titanic mirip dengan kisah yang terdapat dalam novel berjudul The Wreck of the Titan. Novel karya Morgan Robertson ini diterbitkan 14 tahun sebelum tragedi Titanic, yaitu 1898. Dikutip dari lontar.id, dalam novel tersebut Robertson menulis kisah tenggelamnya kapal bernama Titan karena menabrak gunung es di Samudra Atlantik Utara. Kemiripan yang lain, kapal Titan hanya menyediakan 24 sekoci untuk 2000 penumpang. Jumlah yang tidak sepadan dengan jumlah penumpang layaknya kapal Titanic.