Tanggal 8 Oktober 1967, pejuang revolusi Kuba dan pakar teori militer Argentina yang berhaluan Marxis ditangkap oleh tentara suruhan Presiden Bolivia Rene Barrrientos.
Peristiwa penangkapan pemimpin geriliyawan Kuba itu diawali dengan baku tembak yang melukai kaki kanan Guevara. Akibat kejadian tersebut, dai akhirnya ditangkap oleh serdadu suruhan Presiden Bolivia.
Berdasarkan keterangan mantan agen CIA, saat ditangkap Guevara masih ingin menyelamatkan dirinya sendiri.
“Saat Guevara bertatap muka dengan mereka, ia berkata, jangan tembak, aku lebih berharga untukmu hidup-hidup daripada mati,” ungkap Rodriguez, seperti dilansir dari Liputan6.com.
Akhir perjalanan sang revolusioner
Setelah ditangkap, Guevara selanjutnya digiring ke Prado. Dia ditawan dalam sebuah gedung sekolah tua. Pada saat itulah, Felix Rodriguez naik helicopter untuk menjumpainya.
“Perasaanku campur aduk saat itu, ketika aku melihatnya untuk pertama kali, aku merasa kasihan,” terangnya.
“Ia tampak seperti pengemis, tak pakai seragam, tak bersepatu, hanya selembar kulit ditubuhnya. Penampilannya itu, sangat berbeda saat berkunjung ke Uni Soviet dan China,” tambah Rodriguez.
Saat menginterogasi Guevara, Rodriguez ditemani oleh Kolonel Zenteno. Saat itu, dia tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Rodriguez. Che ada dilantai dalam keadaan terikat dengan 2 jasad gerilyawan yang tergelak di hadapannya.
“Aku berdiri di depannya dan berkata, ‘Che Guevara, aku datang untuk bicara denganmu’,” ungkap Rodriguez. Dalam keterangan Rodriguez, alasan Che memilih Bolivia sebagai tempat gerilya karena negara itu jauh dari Amerika Serikat. Selain itu, Che Guevara yakin, Amerika Serikat tidak akan memiliki banyak kepentingan di Bolivia, karena negara tersebut merupakan negara yang miskin.
Saat Che Guevara ditangkap, Rodrigrues sebenarnya diminta untuk menjaga Che agar tetap hidup. Akan tetapi, sehari setelah penangkapan Guevara, Rodriguez diminta oleh Presiden Bolivia untuk mengeksekusinya.
Saat Guevara tau bahwa dirinya akan dibunuh, wajahnya kemudian berubah menjadi pucat. Dia pun mengatakan, “Lebih baik seperti ini, aku seharusnya tidak pernah ditangkap hidup-hidup,”
Sebelum dieksekusi, Che Guevara menyampaikan beberapa pesan ke Rodriguez.
“Jika kau bisa, katakan pada Fidel (Castro), ia akan segera menyaksikan kemenangan revolusi di Amerika,” ujar Rodriguez.
Dia juga mengatakan, “Jika bisa, katakana pada istriku untuk menikah lagi dan mencoba untuk hidup bahagia,” kenang Rodriguez.
Rodriguez menambahkan, pasca menyampaikan pesan tersebut, Che mendekatiku dan mengajak berpelukan.
“Dia lalu berdiri, dan mengira aku bakal menembaknya,” katanya.
Namun, Rodriguez justru meninggalkan Che, baru dua menit keluar ruangan, Rodriguez mendengar suara tembakan. Ia tewas dengan 9 tembakan yang bersarang di dada dan tenggorokan.
Guevara mati di tangan Mario Tenan, seorang sersan yang memiliki dendam terhadap Che, karena kawannya gugur di tangan serdadu gerilyawan.
Meski meninggal tragis dalam usia 39 tahun, Che tetap menjadi legenda, seorang revolusioner, dan menjadi simbol dalam budaya populer.
Che merupakan serorang revolusioner yang selalu mengobarkan perjuangan kelas dan menumbuhkan arus kesadaran seorang manusia baru yang didorong oleh moralitas.
Che Guevara menjadi lambang di berbagai gerakan kiri. Namanya juga dinobatkan Majalah Time sebagai salah satu dari 100 tokoh paling berpengaruh di dunia pada abad ke-20.