Djawanews.com – Tepat hari ini, 207 tahun silam, Charles Dickens, salah satu novelis terbesar sepanjang masa dilahirkan. Pria bernama asli Charles John Huffam Dickens ini lahir pada 7 Februari 1812 dari keluarga kelas menengah di kota Portsmouth, Inggris.
Anak kedua dari delapan bersaudara ini dilahirkan dari pasangan, Elizabeth Dickens dan John Dickens, seorang juru tulis di Kantor Keuangan Angkatan Laut setempat.
Kesulitan ekonomi membawa keluarga Dickens berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainnya, hingga akhirnya mereka menetap di Camden Town, kawasan pemukiman masyarakat miskin di Inggris pada 1822.
Charles Dickens kecil, sempat putus sekolah saat sang ayah terjerat banyak hutang dan dijebloskan ke penjara Marshalsea tahun 1824. Saat itu, Dickens berusia 12 tahun. Demi membantu keluarganya, ia bekerja di sebuah pabrik penyemiran sepatu.
Pengalaman getir itu membawa dampak besar bagi kehidupan Dickens. Kemiskinan menjadikannya salah satu orang paling vokal di antara kaum pekerja Inggris saat itu.
Setelah ayahnya dibebaskan dari penjara, Charles Dickens kembali bersekolah. Ia menyelesaikan pendidikannya pada usia 15 tahun, sembari bekerja sebagai pembantu di sebuah kantor pengacara.
Charles Dickens memulai karirnya sebagai jurnalis
Tahun 1830, Charles Dickens memulai debutnya di dunia penulisan sebagai seorang reporter yang bertugas meliput berita di gedung pengadilan dan parlemen Inggris. Di Awal karirnya sebagai reporter pula, Dickens mulai mengirimkan cerita pendek dan karya essai-nya secara periodik.
Karya pertamanya, A Dinner at Popular Walk dimuat di majalah Monthly Magazine pada bulan Desember 1833. Setahun berselang, Dickens mulai menggunakan nama pena “Boz” di setiap cerpen yang ia kirimkan.
Deretan karya di masa awal kepenulisannya, ia bukukan dalam kumpulan cerpen berjudul, Sketches. Saat itu tahun 1836. Di tahun yang sama, Charles Dickens menikahi Catherine Hogarth, putri seorang editor surat kabar setempat. Dari pernikahannya bersama Catherine, ia dikaruniai 10 orang anak.
Charles Dickens dan novel-novel ajaibnya
Meski namanya tersohor sebagai seorang novelis, Charles Dickens hingga akhir hayatnya tetap menjalankan profesinya sebagai jurnalis. Di masa keemasannya, Dickens juga bekerja sebagai editor di beberapa surat kabar, seperti Daily News, Household Words dan All the Year Around.
Hubungan baik yang ia jalin bersama para redaktur majalah dan surat kabar di Inggris, memungkinkan Charles Dickens menerbitkan karya-karya fiksi terbaiknya. Bahkan, beberapa novel Charles Dickens merupakan serial cerita yang diterbitkan bulanan sebelum dibukukan, seperti The Posthumous Papers of the Pickwick Club yang diterbitkan secara berkala mulai April 1836 sampai November 1837, lalu Oliver Twist (1837-1838), hingga Nicholas Nickleby (1838-1839).
Akhir hayat Charles Dickens
Kehidupan Dickens yang penuh aral membuat hubungannya dengan sang istri retak, ia bercerai dengan istrinya, Catherine. Dickens kemudian menjalin hubungan dengan aktor wanita muda, Ellen Ternan. Hubungan keduanya simpang siur namun cukup membawa dampak yang signifikan bagi karya maupun pribadi Dickens.
Di akhir hayatnya, Dickens menghabiskan waktu di kediamannya yang megah, Gad Hill’s Place, sembari menulis karya-karya fiksi dan mulai membacakan buku untuk umum. Stroke membuat kondisi kesehatan Dickens terus memburuk hingga akhirnya ia menghembuskan nafas terakhir di kediamannya pada 9 Juni 1870.
Charles Dickens dimakamkan di Poet’s Corner, Westminster Abbey. Pada batu nisannya tersemat, “Charles Dickens, seseorang yang bersimpati pada mereka yang miskin dan tertindas.”
Hari ini, novel karya Charles Dickens macam A Christmas Carol, Great Expectation, David Copperfield hingga karya kontroversialnya, American Notes masih dikenang dalam deretan karya sastra terbaik sepanjang masa.