Djawanews.com – Arwendo Atmowiloto merupakan penulis kenamaan Indonesia dengan segudang karya sastra.
Pemilik nama asli Sarwendo ini merintis menjadi sastrawan seak 1971. Saat itu, dia menulis sebuah cerpen bernama Sleko yang kemudian dimuat dalam majalah Mingguan Bahari.
Sepanjang hidupnya, Arswendo telah menghasilkan banyak karya sastra. Berikut lima warisannya yang sampai saat ini masih awet dalam ingatan masyarakat Indonesia.
- Keluarga Cemara
Keluarga Cemara adalah cerita berseri yang ditulis Arswendo di majalah HAI. Belakangan, cerpen itu berkembang menjadi novel atau antalogi berseri.
Buku pertama dari kisah Keluarga Cemara diterbitkan pada 1981 dan hanya berisi 15 cerita pendek soal keluarga Abah dan Emak.
Keluarga Cemara kemudian dikembangkan menjadi serial sinetron pada dekade 90-an dan diangkat menjadi film pada 2018.
- Dua Ibu
Dua Ibu adalah novel karangan Arswendo yang terbit pada 1981. Novel ini berkisah tentang seorang ibu dengan latar belakang ekonomi yang lemah namun mengabdikan hidup kepada keluarga, termasuk membesarkan anak-anaknya kendati ada yang bukan darah dagingnya sendiri.
- Senopati Pamungkas
Senopati Pamungkas merupakan novel tenteng dunia persilatan yang ditulis leh Arswendo. Novel ini semula dimuat sebagai cerpen dalam majalah HAI pada 1984.
- Imung
Imung pertama kali diterbitkan sebagai novel pada 1987. Melalui Imung, Arswendo membuktikan diri dapat menulis sebuah kisah detektif.
- Canting
Canting adalah novel karangan Arswendo yang diterbitkan pada 1986. Mulanya, novel ini diterbitkan sebagai cerita bersambung di harian Kompas dengan subjudul Sebuah Roman Keluarga.
Canting menggambarkan kehidupan sebuah keluarga Jawa yang sangat khas dengan simbol dan tradisi keningratan, filsafat dan sikap hidup, dan naluri-naluri tradisional yang semakin terhimpit oleh kemajuan zaman.