Djawanews.com – Hari ini, Rabu (13/5/2020), tepat dua tahun silam Pengeboman Surabaya terjadi. Peristiwa meledaknya bom di berbagai tempat di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur ini berlangsung pada 13-14 Mei 2018.
Rangkaian peristiwa pengeboman tersebut terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan, kompleks Rumah Susun Wonocolo di Taman, Sidoarjo dan Markas Polrestabes Surabaya.
Semua bermula dari rentetan serangan bom di tiga gereja Surabaya yang dilakukan satu keluarga beranggotakan enam orang, yakni Dita Upriyanto (48), istrinya Puji Kuswati (43) serta empat anaknya bernama Yusuf Fadil (18), Firman Halim (16), Fadilah Sari (12), dan Pamela Rizkita (9).
Berdasarkan keterangan kepolisian, keluarga ini merupakan simpatisan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) dan merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Belakangan, melalui kantor berita resminya Amaq News Agency, mengaku bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Insiden berdarah 13 Mei
Berdasarkan penelusuran Djawanews, Pengeboman Surabaya melengkapi daftar insiden berdarah yang terjadi pada 13 Mei di sejumlah negara. Deretan tragedi kemanusiaan yang tercatat pada tanggal tersebut antara lain:
13 Mei 1969, Kerusuhan rasial Tionghoa-Melayu di Malaysia
Diperkirakan lebih dari 180 orang meninggal dalam kerusuhan rasial antara etnis Tionghoa dan Melayu yang terjadi di Kuala Lumpur Malaysia pada 13 Mei 1969.
Peristiwa yang selanjutnya dikenal sebagai Insiden 13 Mei tersebut merupakan akumulasi dari ketimpangan sosial antara etnis Tionghoa dan Melayu di Malaysia.
13 Mei 1981, percobaan pembunuhan Paus Yohanes Paulus II
Mehmet Ali Ağca, residivis berkebangsaan Turki asal Kurdi ini melakukan percobaan pembunuhan Paus Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1981. Tersangka kasus pembunuhan wartawan sayap kiri, Abdi İpekçi ini sempat melarikan diri dari penjara Turki sebelum melakukan aksi nekatnya melepaskan tembakan ke Paus Yohanes Paulus II yang tengah melewati kerumunan massa menggunakan mobil bak terbuka di Roma, Italia.
13-15 Mei 1998, Kerusuhan rasial pada etnis Tionghoa di Indonesia
Sehari setelah tragedi penembakan empat mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998, kerusuhan rasial pada etnis Tionghoa terjadi di Indonesia hingga 15 Mei 1998. Terdapat ratusan wanita keturunan Tionghoa yang jadi korban pemerkosaan ketika kerusuhan terjadi.
Sementara ratusan toko dan perusahaan milik warga Indonesia keturunan Tionghoa dihancurkan massa yang mengamuk. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Medan dan Surakarta. Rangkaian kerusuhan ini juga membuat Presiden Soeharto turun dari tampuk kekuasaan dan digantikan BJ Habibie.