Djawanews.com – Sebagai bagian dari sejarah D.I Yogyakarta, usia Kabupaten Sleman ternyata cukup tua. Kabupaten paling Utara di kota Gudeg ini telah menempuh perjalanan panjang karena telah berusia 104 tahun.
Menentukan hari jadi suatu wilayah masih jadi sesuatu yang sulit. Terbukti dari adanya kesimpangsiuran hari jadi beberapa daerah di Indonesia. Hal itu terjadi karena tidak ada kesepakatan antara pemerintah dengan pihak terkait; seperti ahli sejarah dan masyarakat, dalam menentukan patokan hari wilayah tersebut.
Artinya, konteks sejarah yang digunakan kadang berbeda dan belum disepakati.
Sejarah Kabupaten Sleman
Terkadang pemerintah menentukan hari jadi wilayah berdasarkan terbentuknya pemerintahan. Sedangkan dari kacamata sejarah, hari jadi seharusnya ditentukan dari sejarah lampau, bahkan di era kerajaan jika perlu.
Konteks sejarah Kabupaten Sleman sendiri telah selesai diperdebatkan. Tanggal hari jadi Sleman diperingati berdasarkan terbentuknya kabupaten Sleman, bukan berdasarkan terbentuknya pemerintahan kabupaten Sleman.
Keputusan ini diambil mengingat Sleman telah ada bahkan sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945.
Dalam perhitungan Almanak, hari jadi Kabupaten Sleman jatuh pada hari Senin Kliwon, tanggal 12 (dua belas) Rejeb tahun Je 1846 Wuku Wayang. Dari perhitungan ini kemudian ditentukan surya sengkala atau perhitungan tahun Masehi.
Perhitungan yang didapat adalah Rasa Manunggal Hanggatra Negara. Yang memiliki arti Rasa = 6, manunggal = 1, Hanggatra = 9, Negara = 1. Jadi jika digabung akan terbaca 1916.
Sedangkan berdasarkan perhitungan Jawa (Candra Sengkala) hari jadi Kabupaten Sleman adalah Anggana Catur Salira Tunggal. Anggana = 6, Catur = 4, Salira = 8, Tunggal = 1, jadi terbaca tahun 1846.
Adanya keberadaan Kabupaten Sleman didasarkan pada Rijksblad no. 11 tertanggal 15 Mei 1916.
Sedangkan nama Sleman berasal dari kata Saliman. Liman sendiri berarti gajah. Hal ini dibuktikan dengan sejarah wilayah Sleman yang pada zaman dulu wilayah Sleman adalah hutan belantara.
Masyrakat sekitar percaya bahwa Sleman banyak dihuni oleh gajah. Hewan ini yang kemudian menginspirasi dibangunnya patung gajah beserta dua anaknya yang ada di Lapangan Denggung, sebelah timur Kantor Pemkab Sleman, Jl. Raya Magelang.