Mungkin banyak dari Anda yang sudah mengenal Novel Moby-Dick bukan? Ya, Moby-Dick adalah novel karya penulis Amerika Serikat yang bernama Herman Melville. Judul Moby-Dick diambil dari julukan seekor paus yang diceritakan dalam novel ini.
Singkat Cerita Novel Moby-Dick
Novel Moby-Dick bercerita tentang misi perburuan Paus Sperma yang dikepalai oleh seorang Kapten bernama Ahab.
Tokoh utama dalam Novel Moby-Dick bernama Kapten Ahab, seorang kapten yang amat ambisius dengan misi pribadi dan dendam masa lalu.
Sang kapten menyimpan dendam masa lalu terhadap Paus Putih yang dinamakan Moby-Dick, karena telah merenggut salah satu kakinya beberapa tahun lalu.
Dengan menggunakan kapal Pequod beserta seluruh kru, Kapten Ahab mengarungi laut Afrika Selatan untuk memburu Moby-Dick. Singkat cerita, setelah mengarungi laut Afrika Selatan dengan terjadi banyak rintangan, akhirnya para pemburu paus tersebut berhasil menemukan lokasi Moby-Dick.
Serangan tombak pun diluncurkan. Sang paus ini berhasil menghindar dan melakukan perlawanan. Satu per satu pemburu paus pun tewas dalam pertempuran yang tak seimbang. Tinggalah Kapten Ahab dan Moby-Dick yang masih bertahan. Kekuatan energi dendam yang membara tidak membuat sang Kapten Ahab gentar. Berbekal senjata tombak yang tersisa, ia membidik sang pasu.
Tombak meluncur ke tubuh paus. Tali di belakang tombak mengulur panjang mengikuti arah tombak yang berhasil menancap di tubuh paus. Saatnya tali ditarik untuk membawa paus mati tersebut sebagai trofi kemenangan Kapten Ahab.
Namun, sekali lagi Moby-Dick bukanlah paus biasa. Ia meronta dan berenang jauh ke dalam lautan. Tali yang sedianya digunakan untuk menarik sang paus justru berbalik, membuat kapal tertarik ke lautan. Bahkan, tali tersebut menjerat kapten Ahab yang membuatnya tenggelam ke lautan dan kehilangan nyawa.
Karakter dalam Novel Moby-Dick ini menggambarkan sifat-sifat asli manusia yang selalu memiliki dua sisi baik dan buruk. Namun seringkali, sisi buruk dan nafsu manusia mengalahkan naluri baik.
Pertama Kali Diluncurkan
Moby-Dick sendiri diterbitkan pertama kali pada 18 Oktober 1851 di Inggris. Pada awalnya penerbit Inggris Richard Bentley menerbitkannya dengan judul The Whale yang dibagi kedalam tiga buku. Meski dicetak 3000 ekslempar buku tersebut tidak pernah dijual.
Selang beberapa minggu kemudian, penerbit Amerika, Harper and Brothers, menerbitkannya hanya dalam satu buku dengan judul Moby-Dick. Meski bagus, namun buku tersebut tidak laku. Hingga akhir hayatnya Melville hanya meraih pendapat royalty sebesar US$ 556,37 dari penerbit Amerika, Harper and Brothers.
Herman Melville memang tak hanya menulis novel itu, tetapi pendapatan dari novel lainnya pun tak menolong hidupnya. Bahkan sejumlah novelnya baru diterbitkan setelah puluhan tahun ia meninggal. Bahkan saat ia meninggal (Melville lahir di New York City, 1 Agustus 1819 dan meninggal 28 September 1891 pada umur 72 tahun), Melville nyaris terlupakan sebagai seorang penulis.
Tiga puluh tahun kemudian, di tahun 1920-an, di suatu acara pertemuan para penerbit AS, mereka menemukan “harta karun” itu yaitu karya-karya klasik Melville. Termasuk kemudian mereka menerbitkan ulang Moby-Dick yang kemudian sukses luar biasa dan menjadikannya karya besar penulis AS.
Setelah itu, tahun demi tahun kemudian adaptasi dari novel itu bertebaran mulai dari film, film televisi, drama radio, drama panggung, musik, komik, dan buku-buku lain yang terilhami dari Moby-Dick. Penggemarnya pun tersebar di seluruh dunia termasuk para ilmuwan. Bahkan ketika fosil ikan paus terakhir yang sudah punah ditemukan pada tahun 2010, para paleontologist itu menamakannya Livyatan Melville, sebagai bentuk kehormatan pada Melville. Pantas jika sekarang dunia mengenangnya.