Djawanews.com – Disiplin dalam memverifikasi informasi dan tidak ikut menyebarkan hoaks menurut Guru Besar bidang Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Achmad Mubarok dapat meningkatkan kualitas puasa seseorang.
"Nah selama puasa ini mereka biasanya tetap menyebarkan berita hoaks, adu domba orang. Jadi puasa itu hanya tidak makan dan tidak minum. Itu nilai puasa yang paling rendah dan masyarakat kita masih banyak yang di situ," ujar Achmad Mubarok dikutip dari Antara.
Menurutnya, ada beberapa tingkatan puasa atau sikap menahan diri. Selain tidak makan dan minum, tidak menyebarkan fitnah merupakan salah satu aspek penting yang meningkatkan kualitas puasa dan hati seseorang.
“Puasa yang bermutu adalah yang enahan diri dari berbicara bohong, mengadu domba, saling fitnah, menyebar hoaks. Seluruh anggota tubuh berpuasa dan menjauhi keburukan,” jelas Achmad.
”Dan jarang yang berpuasa berkualitas seperti ini. Dan puasa seperti inilah yang berpengaruh kepada pembentukan karakter manusia,” tambahnya.
”Yang ada ingat kepada Tuhan, menyebut nama Tuhan dan ini jarang sekali ada orang yang bisa berpuasa seperti ini. Jadi kalau untuk masyarakat saya kira yang bisa diterapkan itu puasa yang kedua itu. Kemudian kurangi aktifitas yang tidak diperlukan dan memilih hal-hal yang betul-betul baik, itu bisa yang produktif untuk membangun karakter manusia,” terang Achmad.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.