Djawanews.com – Kebanggaan apa lagi yang bisa didapat alumnus UNY selain diberi kepercayaan mencukur rambut rektor dan guru besarnya dulu? Setidaknya, ini yang dialami oleh Farouq, mantan mahasiswa jurusan Bahasan dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Pasalnya ia baru saja diberi kepercayaan mencukur rambut Prof. Sutrisna Wibawa, rektornya dulu saat masih jadi mahasiswa di kampusnya.
Mencukur rambut bukan pekerjaan main-main. Tidak hanya harus menguasai gaya rambut, bentuk muka, dan jenis rambut, tetapi juga harus berani menyentuh kepala orang yang dicukur.
Bayangkan, bagaimana perasaanmu saat memegang kepala orang yang dulu menjadi gurumu atau yang mengesahkamu sebagai wisudawan? Dan Farouq berhasil melakukannya dengan tenang dan santai.
Cerita Alumnus UNY yang Berhasil Mencukur Rambut Rektornya
Sutrisna sendiri sempat membagikan pengalamannya di akun media sosial Instagramnya. Dalam postingannya, ia mengaku sudah dua bulan tak cukur rambut dan menjadi “gondrong”. Meski begitu, Sutrisna tak lantas ke barbershop, ia lebih memilih duduk di Taman Rektorat UNY dan gunting Farouq yang menari di kepala Sutrisna.
“Kemarin pagi, taman Rektorat berubah jadi tempat cukur DPR (Di bawah Pohon Rindang). Setelah sebelumnya Mas Farouq, alumni sastra Indonesia lulusan 2017 datang ke kampus. Tapi kedatangannya ternyata bukan untuk studi lanjut S2, namun datang dengan membawa sperangkat alat praktek…. untuk mencukur rambut saya yang sudah 2 bulan gondrong,” tulisnya Selasa (19/5/2020).
Tim Djawanews menghubungi Farouq untuk bertanya tentang pengalamannya. Melalui pesan singkat, ia menceritakan bagaimana awal mula bisa mendapat pelanggan dari pria yang mengesahkannya sebagai wisudawan Sastra Indonesia di UNY.
Semua berawal dari postingan Sutrisna Wibawa yang berisi keluhannya karena sudah 2 bulan lebih rambutnya tak dipangkas sehingga gondrong. Dalam postingan tersebut banyak mahasiswanya yang ikut berkomentar, salah satunya adalah kakak kelas Farouq yang bernama Ammar.
Ammar merekomendasikan kepada Sutrisna agar cukur di Kamiko Barberstudio, kedai cukur rambut milik Farouq, lewat kolom komentar dengan mention instagram Farouq. Tak selang lama, Sutrisna membalas komentar Ammar dan mengatakan bahwa ia masih belum berani mengunjungi barbershop karena pandemi.
Mendapati hal tersebut, Farouq mencoba mengirimkan pesan pribadi dan menawarkan jasanya. Ia bersedia menyambangi Rektorat UNY untuk mencukur rambut Sutrisna. Dari sini gayung bersambut.
“DM-ku di balas. Padahal yang aku tau beliau orang sibuk. DM hari Minggu. Prof minta datang jam 9 pagi di hari Selasa. Di hari Selasa aku sama istri langsung ke kampus,” kata Farouq saat dihubungi.
Di rektorat, Farouq hanya mencukur rambut Sutrisna Wibawa. Setelah semua selesai ia ternyata masih harus melayani beberapa pejabat di Bank BPD.
Selain diberi kepercayaan mencukur rambut rektornya dulu, Farouq juga mengaku pernah mencukur guru besar UNY, Prof. Suminto A. Sayuti, yang juga menjadi dosennya dulu. Namun pencukuran dilakukan saat ia masih aktif menjadi mahasiswa pada tahun 2017.
Dengan begitu, Farouq adalah satu-satunya alumni yang berhasil menyentuh kepada Rektor dan guru besarnya dulu.
Profesinya ini memang telah ia jalankan sejak 2009. Farouq datang ke Jogja pada tahun 2010 dengan berbekal sedikit uang dan kemampuan mencukurnya dengan niat menapat pekerjaan. ia memang mendapat pekerjaan, tapi ia juga berhasil kuliah di UNY dengan tabungannya.
“Jadi 2011 sampai 2017 mengalami kerja sambil kuliah, ga kerja ga bisa makan dan bayar kuliah. Ga kuliah, tapi dari dulu kepingin belajar banyak hal di kampus. Jadi proses berdarah2 sampai bisa meraih gelar sarjana,” kata pria dari Bengkulu itu.
“Itu adalah hari terbaikku setelah lebih dari sepuluh tahun berdiri di belakang kursi cukur. Aku masih tidak percaya bisa diberi kepercayaan oleh rektor untuk merapikan rambutnya,” lanjutnya lagi. Saat ini, alumnus UNY itu telah mendirikan barbershopnya sendiri dengan nama Kamiko Barberstudio yang beralamat di Jl. Letjen Suprapto, (timur kantor pos Bantul), No. 96. Nyangkringan, Bantul kota. Di kedai itu Farouq dan adiknya, Tedy, melayani pelanggan yang datang jauh dari beberapa wilayah di Yogyakarta.