Djawanews.com – Hadits tentang sesama Muslim bersaudara cukup populer dan diharapkan dapat memupuk rasa persatuan bangsa di tengah perpecahan yang selalu menghantui.
Meskipun pada mulanya, semua manusia bersaudara dan dilahirkan dari Adam dan Hawa. Terdapat beberapa hadits dan keterangan di dalam kitab suci Al-Qur’an yang menjelaskan jika umat muslim pada dasarnya adalah saudara.
Hadits tentang Sesama Muslim Bersaudara (Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut yang cukup terkenal adalah Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim. Hadits merupakan sabda Nabi Muhammad SAW yang berasal dari Ibnu Umar. Berikut ini kutipan haditsnya sebagaimana ditulis nu.or.id.
“Seorang Muslim bersaudara dengan Muslim lainnya. Dia tidak menganiaya, tidak pula menyerahkannya (kepada musuh).
Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya.
Barangsiapa yang melapangkan dan seorang Muslim suatu kesulitan, Allah akan melapangkan baginya satu kesulitan pula dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya di hari kemudian.
Barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kemudian.”
Hadits tentang Sesama Muslim Bersaudara (At-Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Selanjutnya hadits riwayat At-Tirmidzi dari Abu Hurairah juga menuliskan tentang persaudaraan sesama umat muslim dengan melengkapinya dengan beberapa larangan di antaranya “Dia tidak mengkhianatinya, tidak membohonginya, dan tidak pula meninggalkannya tanpa pertolongan.”
Beberapa kutipan hadits di atas merupakan hadits yang cukup populer di kalangan ukhuwah Islamiyah terkait hubungan persaudaraan sesama muslim yang diharapkan menimbulkan rasa toleransi dan persatuan.
Selain hadits, beberapa ayat di dalam Al-Qur’an juga menjelaskan tentang keragaman umat manusia di muka bumi. Salah satu tafsir Al-Qur’an yang cukup populer adalah karya Muhammad Quraish Shihab.
Tafsir Al-Qur’an Quraish Shihab tentang Persaudaraan antar Manusia
Dalam buku yang berjudul Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat (2000), Quraish Shihab menjelaskan tentang ukhuwah atau persaudaraan antarsesama umat manusia.
Terkait dengan perbedaan umat manusia, Quraish Shihab menjelaskan jika hal tersebut tertera dalam Al-Qur’an dan merupakan sebuah hukum yang berlaku dalam kehidupan di bumi.
Menurut Quraish Shihab, perbedaan tersebut adalah kehendak dari Sang Pencipta dan untuk kelestarian hidup. Hal tersebut sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’am Surat Al-Maidah ayat 48, berikut bunyinya.
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya: “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat, tetapi Allah hendak menguji kamu mengenai pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.”
Berdasarkan potongan ayat di atas dapat dipahami jika Allah berkehendak menciptakan umat manusia dengan beranekaragam. Selain itu, Quraish Shihab juga menjelaskan ayat lainnya yang menegaskan persaudaraan umat muslim.
Di dalam bidang ukhuwah, Quraish Shihab menjelaskan terdapat salah satu ayat yang menjadi landasan ukhuwah Islamiyah yaitu surat Al-Hujurat ayat 10, berikut ini bunyinya.
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin bersaudara, karena itu lakukanlah ishlah di antara kedua saudaramu.”
Apa Makna ”Ishlah” atau “Shalah” dalam Surat Al-Hujurat Ayat 10?
Terdapat kata “ishlah” atau “shalah” di dalam Al-Qur’an sebagaimana potongan Surat Al-Hujurat di atas.
Quraish Shihab menegaskan jika ishlah tidak hanya dimaknai sebagai ”mendamaikan antara dua orang atau lebih) yang terlibat perselisihan”, atakan tetap harus dipahami makna semantiknya.
Selain Surat Al-Hujurat, terdapat banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang menyatakan kewajiban shalah dan ishlah.
”Shalah” dalam kamus bahasa Arab diartikan sebagai antonim dari ”fasad” atau kerusakan. Dengan demikian shalah dapat dimaknasi sebagai sesuatu yang bermanfaat.
Kemudian kata ”ishlah” ada di dalam Al-Qur’an dengan dua bentuk. Pertama adalah ishlah ”yang selalu membutuhkan objek” dan kedua shalah yang ”digunakan sebagai bentuk kata sifat”.
Dengan demikian, shalah berarti ”terhimpunnya sejumlah nilai-nilai tertentu pada agar menjadi bermanfaat dan berfungsi dengan baik—yang sesuai dengan tujuan kemunculannuyanya”.
Kemudian, apabila terdapat satu nilai yang tidak menyertai hingga tujuan tertentu tidak tercapai, maka umat manusia dituntut menghadirkan nilai tersebut. Upaya yang dilakukan oleh manusia tersebut dengan demikian disebut sebagai ishlah.
Selain Hadits tentang sesama Muslim bersaudara, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.