Djawanews.com – Ucapan duka cita disampaikan oleh Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) atas berpulangnya aktor, penulis, dan sutradara teater asal Jogjakarta Gunawan Maryanto, Rabu (6/10). Selain itu Parfi juga mengakui kehebatan Gunawan dalam menjadi aktor. “Saya Evry Joe, Ketua Humas Parfi mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulang dengan mendadaknya sahabat kita, seniman dari Jogja, mas Gunawan Maryanto,” kata Ketua Humas Parfi Evry Joe dilansir dari tvonenews.com. Terkait berita duka ini, Evry mengatakan, pihaknya telah menghubungi senior teater Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Jose Rizal Manua untuk meminta konfirmasi terkait berita duka yang datang secara mendadak. “Beliau [Jose Rizal Manua] menyatakan betul berpulangnya mas Gunawan Maryanto itu mendadak, sepertinya serangan jantung. Semoga almarhum berpulang dengan khusnul khatimah,” tambahnya. Baca Juga:
Dikutip dari keterangan akun resmi Instagram Teater Garasi, jenazah Gunawan Maryanto disemayamkan di studio Teater Garasi sejak Rabu (6/10) malam hingga Kamis pukul 08.00 WIB. Selanjutnya, jenazah dibawa ke rumah keluarganya di Karang Malang. Rencananya pemakaman akan dilaksanakan hari ini pukul 13.00 WIB di Karang Malang. Evry mengenang Gunawan sebagai aktor yang berpenampilan sederhana, namun dapat mengalahkan aktor populer ibukota ketika berhasil meraih penghargaan aktor terbaik. “Saya kebetulan kenal beliau tahun 2017, beliau mendapatkan gelar aktor terbaik sebuah film yang digarap di Jogja,” kenang Evry tentang Gunawan. Pada 2017 lalu, Gunawan berhasil memenangkan penghargaan Usmar Ismail Award (UAI) kategori Pemeran Utama Pria Terbaik lewat film “Istirahatlah Kata-kata”. Terakhir pada tahun lalu, ia dianugerahi penghargaan aktor terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) untuk perannya di film “Hiruk-Pikuk si Al-Kisah” (The Science Of Fictions). Kedua film tersebut disutradarai oleh Yosep Anggi Noen. Melihat pencapaian terbaik Gunawan Maryanto sebagai seniman yang lahir dari daerah, Evry berharap para seniman daerah lain dapat terus maju dan berkembang dengan memperjuangkan kearifan lokal di kancah nasional maupun internasional. Gunawan aktif mengelola Teater Garasi sebagai Associate Artistic dan Indonesia Dramatic Reading Festival (IDRF) selaku penata program. Mengutip halaman resmi Teater Garasi, karya penyutradaraannya bersama kelompok teater tersebut antara lain "Sri" (adaptasi dari Yerma karya F Garcia Lorca, 1999), "Repertoar Hujan" (2001, 2005), "Dicong Bak" (2006), "Gandamayu" (2012), dan "Krontjong Mendoet" (2012). Selain dikenal sebagai aktor, ia juga telah menulis sejumlah karya seperti kumpulan cerpen “Bon Suwung” (2005), kumpulan puisi “Perasaan-perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya” (2008), dan terbaru kumpulan cerita “Pergi Ke Toko Wayang” (2015). Tak hanya di dalam negeri, Kiprah keseniannya jug berlanjut ke kancah internasional. Pada 2015 ia diundang untuk membacakan karyanya di Frankfurt Book Fair. Sebagai teaterawan, pada 2015 ia pernah mengikuti OzAsia Festival di Adelaide, Australia, dan terakhir bersama Wayang Bocor dan Eko Nugroho melawat ke New York, North Carolina, dan Los Angeles (2017). Ingin tahu informasi mengenai dunia hiburan lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews |