Djawanews.com - Kini, produk Nike disebut-sebut semakin sulit ditemukan di toko-toko. Namun belakangan terungkap apa penyebab sepatu Nike dan produk dari brand itu semakin langka.
Rupanya hal itu memang disengaja pihak perusahaan. Pihak Nike ingin pelanggan membeli lebih banyak sepatu, pakaian, dan perlengkapan lainnya di toko Nike, Nike.com, aplikasi Nike, serta di grup pengecer yang lebih terbatas. Misalnya di Dick's Sporting Goods atau Foot Locker.
Dalam beberapa tahun terakhir, pihak perusahaan Nike memang telah memangkas jumlah pengecer tradisional yang menjual produk-produk Nike. Sebaliknya, perusahaan berusaha untuk mengoptimalkan salurannya sendiri, terutama secara online.
Selain menarik diri dari beberapa toko yang dimiliki secara independen, Nike juga mengakhiri kemitraan penjualan di Amazon pada 2019. Nike belum mengungkapkan pengecer mana yang secara khusus telah memutuskan hubungan dengannya.
Perpindahan perusahaan dari model distribusi grosir menjadi penyimpangan dari dekade awal Nike. Padahal, pengecer sepatu kecil dan independen adalah kunci untuk menumbuhkan popularitas Nike di masa-masa awal perusahaan, ketika orang mengetahui tentang rilisan sepatu yang akan datang setelah mengunjungi toko lokal.
Tetapi Nike mengatakan bisa menghasilkan lebih dari dua kali lipat keuntungan dengan menjual barang melalui situs web dan toko fisiknya sendiri daripada melalui mitra grosir.
Nike dapat mengontrol pengalaman pembelanja dengan lebih ketat. Nike ingin memastikan merek premiumnya dipamerkan kepada pelanggan dengan cara yang menarik dan mencegah produk didiskon terlalu banyak.
Pada September, Ed Shaen, pemilik Sneakin 'In, toko sepatu atletik di New Jersey menerima surat dari Nike yang mengatakan bahwa akunnya akan ditutup setelah 37 tahun. Shaen mengatakan produk Nike menghasilkan lebih dari setengah penjualannya.
"Saya memiliki surat yang tergantung di dinding yang diberikan Nike kepada saya karena menjadi dealer hebat pada tahun 1992", katanya.
Berakhirnya kemitraan Nike, ditambah dengan dampak pandemi yang melumpuhkan kemungkinan akan membuatnya menutup toko pada akhir tahun ini.
Sandra Carreon-John, juru bicara Nike tidak berkomentar langsung di akun Shaen, tetapi mengatakan melalui email bahwa perusahaan terus mengevaluasi pasar untuk memahami cara terbaik melayani konsumen.
Nike juga ingin membuat penyesuaian pada saluran penjualan sesuai kebutuhan untuk membuat pengalaman berbelanja yang konsisten, terhubung, dan modern.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.