Djawanews.com – Survei terbaru menunjukkan sebagian besar dari generasi Z atau Gen Z (kelahiran 1997-2012) masih meminta bantuan orangtua dalam proses melamar pekerjaan. Hal ini cukup mengejutkan mengingat generasi ini dinilai paham teknologi dan mudah mengakses informasi.
Hal tersebut diungkap survei yang dilakukan oleh Resume Templates, pada ribuan Gen Z di Amerika Serikat. Survei itu mengungkap bahwa 70 persen dari Gen Z meminta bantuan orangtua saat melamar pekerjaan.
Disebutkan bahwa 25 persen di antara mereka pernah dibantu orangtua saat wawancara. Kemudian terdapat 16 persen yang mengirimkan surat lamaran mereka adalah orangtua.
Hasil survei juga mengungkap bahwa kebanyakan yang membantu Gen Z melamar pekerjaan adalah ibu mereka. 83 persen Gen Z juga setuju bahwa kesuksesan mereka dalam pekerjaan berkat peran ayah dan ibu secara langsung.
Sebagai orangtua, membantu anak mempersiapkan masa depan termasuk pekerjaan merupakan hal yang wajar. Namun, dalam dunia pekerjaan, tindakan orangtua membantu anak melamar pekerjaan dinilai tidak begitu baik.
“Itu bisa terlihat tidak profesional, kurang kredibilitas. Dia bisa terlihat sebagai orang yang independen. Orang tersebut harus mengambil inisiatif atas karier mereka sendiri, untuk jalan profesional mereka sendiri,” kata pakar karier, Fransisco Tobon, dilansir dari NBC Miami, pada Selasa, 12 November 2024.
Fransisco Tobon menyampaikan jika orangtua ingin membantu anak melamar pekerjaan harus bersifat kolaborasi. Orangtua memberikan dukungan, menyiapkan anak untuk berkarier, bukan melakukan semuanya untuk anak mendapatkan pekerjaan.
“Orangtua bisa mengirimkan anak mereka lowongan pekerjaan dan mendorong anak untuk mendaftar. Mereka juga bisa duduk dan mengulas surat lamaran, lebih ke kolaborasi. Jangan dikerjakan, karena bukan orangtua yang duduk saat wawancara,” jelasnya.