Djawanews.com – Penyemprotan disinfektan yang dilakukan di sejumlah ruas jalan di Indonesia menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) merupakan tindakan yang konyol dan salah kaprah. Penyemprotan disinfektan secara masif tersebut juga terjadi di banyak negara seperti India, Meksiko hingga Turki.
“Penyemprotan disinfektan di jalan merupakan hal konyol yang terjadi di banyak negara. Kami tidak merekomendasikan cara tersebut. Sebab kami yakin masyarakat tidak akan tertular virus dari jalan dan permukaan tanah,” ungkap Kepala Tanggap Darurat Wabah Global WHO, Dale Fisher seperti dikutip Djawanews dari DW.
Selain tidak tepat, sejumlah pakar kesehatan juga menilai penyemprotan disinfektan di jalan dan area publik justru berpotensi menimbulkan polusi lingkungan.
“Terlalu sering menyemprotkan disinfektan di jalan, rerumputan dan area publik seharusnya tidak boleh dilakukan karena dapat menyebabkan polusi lingkungan,” ungkap Zhang Liubo, Peneliti Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China.
Penyemprotan disinfektan di jalan dinilai konyol, ini yang seharusnya dilakukan
Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengamini bahwa penyemprotan disinfektan di jalan tidaklah tepat. Penyemprotan disinfektan menurutnya justru seharusnya dilakukan di permukaan benda yang kerap digunakan sehari-hari.
“Penyemprotan jalanan dengan disinfektan memang tidak direkomendasikan WHO. Memang kita harus melindungi manusia, tapi cara pakainya bukan dengan cara disemprot di jalan. Apa yang perlu disemprot disinfektan? Yakni permukaan meja, pegangan tangan, tombol lift, tombol ATM, pegangan kursi, disemprot kemudian dilap. Kalau di lantai, maka dipel dan dikeringkan,” ungkap Wiku Bakti Bawono Adisasmito yang juga berprofesi sebagai Profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) seperti dikutip Djawanews dari Detik.