Djawanews.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan, fenomena La Nina bisa berdampak bencana tanah longsor di Kabupaten Gunungkidul, sebab, intensitas hujan meningkat, terutama di bulan November dan Desember.
“Fenomena La Nina dapat meningkatkan curah hujan sebesar 10-30 dengan penambahan curah hujan antara 50 sampai 120 mm per bulannya di Gunungkidul,” ujar Dwikorita di sela Focus Group Discussion tentang kegiatan Sekolah Lapangan Iklim Operasional di Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, Selasa (3/11/2020).
Karenanya, fenomena La Nina dapat menyebabkan bencana alam tanah longsor.
Kendati demikian, mantan rektor UGM ini menyebut, bencana alam tanah longsor bisa diantisipasi dengan membuat drainase yang bagus di lereng perbukitan agar air tidak menumpuk.
Selain itu, menanam pohon akar wangi juga bisa dilakukan sebagai langkah antisipatif terhadap bencana tanah longsor.
“Nomor satu mengatur tata air, jangan sampai air hujan yang meresap di dalam tersumbat, jadi perlu adanya drainase suling-suling itu jangan melakukan pembebanan lereng berlebih atau memotong lereng,” ucap Dwikorita.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh pihaknya, ada beberapa kecamatan di Gunungkidul yang rawan terjadi bencana tanah longsor.
Beberapa kecamatan tersebut antara lain, Gedangsari, Patuk, Nglipar, Semin, dan Ponjong utara.
Edy mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas pertanian di lereng untuk mencegah longsor.
“Desa Tangguh bencana sudah dibentuk di kawasan rawan seperti Gedangsari,” papar Edy.
Simak perkembangan informasi terkini baik regional, nasional, dan macanegara hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.