Djawanews.com – Ustaz Yahya Waloni pernah mendekam di penjara Mabes Polri selama 5 bulan karena kasus penistaan agama. Yahya mendekam di sel yang pernah dihuni oleh Ustaz Maaher At-Thuwailibi. Ustaz Maaher sendiri meninggal dunia di sel tersebut.
Melansir Pojoksatu, Yahya menceritakan dirinya kerap mengalami kejadian horor selama mendekam di sel tersebut saat malam hari.
“Setiap malam itu di ata sjam 12, jam 1, kaki saya selalu dicubit, ada yang menarik kaki saya,” kata Yahya saat melakukan ceramah di momen Isra Miraj.
Gangguan itu membuat pria yang dulunya pendeta ini terbangun dari tidurnya. Namun dia tidak menemukan siapa-siapa di dalam sel tersebut selain dirinya sendiri. Selain merasakan keganjilan seperti dicubit dan ditarik kakinya, ia juga sering mendengar sayup-sayup suara dari salah satu sudut tahanan.
Misalnya Yahya mendengar suara dari arah tempat pembuangan sampah. Menurutnya suara itu seperti suara orang yang sedang sekarat.
“Saya mendengar seperti orang kesakitan, ada di dalam sampah, seperti ada masalah pada lehernya,” kenangnya.
Yahya pun mencoba mencari tahu asal suara tersebut. Namun saat melihat suasana sekitar, dia bisa memastikan bahwa tidak ada orang yang mengalami kesakitan seperti yang ia dengar. Sementara tahanan-tahanan lain melakukan istirahat karena sudah menunjukan tengah malam.
Yahya akhirnya menghirup udara bebas setelah beberapa bulan menjalani masa hukuman. Yahya keluar dari penjara pada 31 Januari 2022 lalu. Selepas bebas, Yahya langsung melakukan aktivitas yang tidak bisa dilakukan selama berada di tahanan.
Penjara Mabes Polri adalah tempat khusus bagi tahanan yang proses hukumnya diproses penyidik Bareskrim Mabes Polri. Banyak tahanan dari kasus-kasus besar yang mendekam di penjara Mabes Polri. Dilansir dari Detikcom, penjara di Mabes Polri tidak ada fasilitas seperti kulkas, TV.
Di dalam penjara Mabes Polri hanya ada kasur dan kamar mandi. Setiap kamar memiliki pintu yang terbuat dari besi dengan papan nama penghuni kamar. Bareskrim Mabes Polri menyediakan ruangan hiburan untuk para tahanan, termasuk mungkin pernah dipakai oleh Ustaz Yahya Waloni.