Djawanews.com – Dikabarkan bahwa anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menyebutkan modal awal atau harga produksi minyak goreng tidak sampai Rp10 ribu, namun beredar di pasaran atau dijual ke rakyat senilai Rp24 ribu.
Andre menjelaskan bahwa angka itu, ia dapatkan saat rapat kerja bersama Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III) Mohammad Abdul Ghani pada Selasa, 24 Mei.
Adapun saat ini, PTPN III tengah fokus membentuk sub holding yang mengelola perkebunan dan memproduksi minyak kelapa sawit dengan nama Palm Co.
"Keterangan Bapak Dirut PTPN III Mohammad Abdul Ghani jelas, bahwa kalau bicara oligarki, karena oligarki yang punya kebun sendiri, kelapa sawit sendiri, pabrik migor sendiri, termasuk distributor D1 dan D2 itu kan oligarki, sedangkan untuk modal produksi minyak goreng itu sendiri kan di bawah Rp 10 ribu per liter dan itu untuk migor kemasan," ujar Andre Rosiade dalam keterangannya, Kamis, 26 Mei.
Untuk itu, politisi Partai Gerindra ini meminta agar Dirut Holding PTPN harus bisa meningkatkan kemampuan produksi CPO. Pasalnya, saat ini PTPN baru mampu melakukan produksi migor sebesar 4 juta liter per bulan, atau 480 juta liter pertahun.
"Jadi PTPN harus mampu memproduksi migor yang banyak. Tidak seperti sekarang, produksi migor PTPN hanya 4 juta liter perbulan, jadi harus ditingkatkan lagi minimal 2 miliar liter per tahun," katanya.
PTPN Harus Tingkatkan Produski Minyak Goreng Untuk Penuhi Kebutuhan Rakyat?
Dengan produksi 2 miliar liter migor per tahun oleh PTPN, lanjutnya, negara dirasakan kehadirannya dalam pemenuhan kebutuhan dalam negeri baik untuk kebutuhan industri maupun rumah tangga yang saat ini kebutuhan domestik hanya 5,7 miliar liter per tahun.
"Negara tidak kalah dengan oligarki yang sengaja cari untung, Jadi kalau pemerintah punya pengelolaan migor sendiri, maka pemenuhan minyak goreng curah sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter seharusnya bisa terpenuhi, bahkan PTPN bisa mendapatkan untung banyak," bebernya.
Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat itu juga menjelaskan, bahwa kebijakan pemerintah yang menetapkan HET migor curah sebesar Rp 14.000 per liter sudah sangat tepat dan tidak merugikan siapapun termasuk produsen-produsen migor.
Akan tetapi, kebijakan tersebut mendapatkan perlawanan dari para oligarki untuk mendapatkan untung yang banyak dari penjualan minyak goreng ini. "Jadi ini perlu dicatat oleh seluruh rakyat Indonesia bahwa oligarki-oligarki itu untung banyak," tandasnya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.