Djawanews.com – Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov menegaskan bahwa tidak ada seorang pun di Rusia yang berpikir atau memiliki gagasan untuk memakai senjata nuklir.
Ketika ditanya mengenai pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang sebelumnya mengaku akan menggunakan senjata nuklir jika pihak ketiga terlibat dalam konflik di Ukraina', Peskov pun mengatakan 'tidak.'
"Ia (Putin hanya menyiratkan) jangan ikut campur, jika anda melakukannya, kami memiliki semua kemungkinan untuk mencegahnya dan menghukum semua orang yang memutuskan untuk ikut campur," kata Peskov.
Melansir laman TASS, Selasa (29/3), ketika ditanya 'apakah Putin dapat mengesampingkan penggunaan senjata nuklir dalam konflik atas nama Rusia', Peskov kembali menekankan bahwa tidak ada pihak yang ingin menggunakan senjata nuklir.
"Tidak ada yang berpikir bahkan punya gagasan menggunakan senjata nuklir. Pernyataan Presiden AS (Amerika Serikat) Joe Biden baru-baru ini tentang Presiden Putin cukup mengkhawatirkan," papar Peskov.
Peskov mengatakan bahwa itu merupakan bentuk penghinaan pribadi terhadap kepala negara.
Bahkan ia menilai, orang tidak dapat membayangkan bahwa penghinaan pribadi ini dilakukan dalam retorika seorang pemimpin politik, terutama pemimpin politik negara terbesar di dunia, AS.
"Jadi kami sangat menyayangkan hal itu, Pernyataannya tentang 'apakah Putin tidak boleh atau harus berkuasa di Rusia tentu saja tidak dapat diterima'. Bukan Presiden Amerika Serikat yang memutuskan siapa yang akan menjadi dan siapa itu Presiden Rusia, namun rakyat Rusia lah yang menentukan dan memutuskan selama pemilihan," tutur Peskov.
Peskov kemudian menyampaikan bahwa negara-negara Barat sebenarnya telah menyatakan perang ekonomi secara total melawan Rusia.
"Kami harus menyesuaikan diri dengan kondisi baru. Dan sayangnya, kondisi itu cukup tidak bersahabat. Kami memasuki fase perang total, negara-negara Eropa Barat, AS, Kanada, Australia, mereka sebenarnya memimpin perang melawan kami dalam perdagangan, dalam ekonomi, dalam merebut properti kami, dalam menyita dana kami, dalam memblokir hubungan keuangan kami. Dan kami harus menyesuaikan diri dengan situasi ini, karena ini kenyataan baru," tutup Peskov.