Djawanews.com – Sosok calon Panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa masih menjadi teka-teki. Pada Rabu (23/11), DPR telah menerima surat Presiden Jokowi (Joko Widodo) yang berisi nama yang akan menjabat menjadi Panglima TNI baru. Namun, DPR belum mengumumkannya secara resmi karena masih menunggu kepulangan Ketua DPR Puan Maharani dari kunjungan kerja ke Kamboja.
Penyerahan secara resmi baru akan diumumkan pada Senin (28/11) oleh Puan dengan Mensesneg Pratikno. Setidaknya, ada tiga nama yang disebut-sebut mempunyai peluang mengganti Andika di pucuk pimpinan TNI. Semuanya merupakan kepala staf angkatan.
Ketiga calon Panglima TNI yang mungkin saja diusulkan Jokowi adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo.
Di antara ketiga nama itu, nama Yudo belakangan menguat menurut sejumlah pengamat. Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro (Simon) meyakini Presiden Jokowi akan melanjutkan tradisi rotasi lintas matra pada pergantian panglima TNI kali ini.
Dari Rutenya: Calon Panglima TNI yang Baru dari Angkatan Laut?
Sejak reformasi, ia menyebut panglima selalu dijabat secara bergantian mulai dari Widodo Adi Sutjipto (TNI AL) 1999-2002; Endriartono Sutarto (TNI AD) 2002-2006; Djoko Suyanto (TNI AU) 2006-2007; Djoko Santoso (TNI AD) 2007-2010 dan Agus Suhartono (TNI AL) 2010-2013. Lalu Moeldoko (TNI AD) 2013-2015, Gatot Nurmantyo (TNI AD) 2015-2017, Hadi Tjahjanto (TNI AU) 2017-2021 dan Andika Perkasa (TNI AD) 2021-2022.
"Tradisi bergiliran antar matra ini saya kira sebagai bentuk hikmat kebijaksanaan yang dipegang teguh oleh para pemimpin kita dan dituangkan dalam undang-undang. Jika melihat rutenya, peluang ada di TNI AL," kata Simon soal calon Panglima TNI baru dalam keterangannya pada Selasa, 22 November.
Wakil Ketua DPR Lodewijk Freidrich Paulus juga sempat memberikan sinyal Yudo akan mengganti Andika. Pernyataan Lodewijk itu terutama merespons pertemuan Mensesneg Pratikno dengan Yudo di Gedung Utama Sekretariat Negara, Senin (21/11). Lodewijk tak menampik pertemuan keduanya menjadi sinyal penunjukan Yudo. "Ya bisa itu dikatakan suatu sinyal," kata Lodewijk.
Namun, mantan Danjen Kopassus ini menyebut penunjukan calon Panglima TNI baru merupakan hak prerogatif presiden. Menurut Lodewijk, tak ada aturan baku soal pergantian antar matra TNI yang bisa menjadi panglima. "Kalau sekarang AD, kalau sekarang AD lagi, dapat AL, dapat AU. Karena itu hak prerogatif presiden beliau pilih yang mana kita tunggu aja," katanya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.