Djawanews.com - Pandemi Covid-19 hampir genap dua tahun. Kondisi ini membuat banyak orang lebih banyak berdiam diri di rumah alih-alih berada di luar ruangan.
Meski "di rumah aja" adalah cara terbaik untuk menekan penyebaran virus, nyatanya gaya hidup banyak orang pun ikut berubah. Contohnya malas-malasan dan minim gerak.
Jurnal The Lancet Diabetes and Endocrinology mempublikasikan sebuah studi terbaru mengenai hal ini. Studi itu memprediksi pandemi peningkatan risiko obesitas, setidaknya sampai 10 tahun ke depan.
Kelompok Dewasa Muda Lebih Rentan
Nah, kelompok dewasa muda yang berusia 18-24 disebut jadi yang paling berisiko mengalami kegemukan. Hal ini menjadi temuan peneliti setelah mereka memeriksa data dari dua juta orang di Inggris.
Menurut studi tersebut, kelompok dewasa muda bisa enam kali lipat lebih berisiko menjadi obesitas dibading kelompok usia 65-74 tahun.
Namun, risiko kegemukan ini dilaporkan berkurang seiring bertambahnya usia.
Michail Katsoulis, pemimpin studi dari University College London (UCL) mengatakan risiko kegemukan bisa lebih tinggi pada kelompok muda. Menurutnya, hal ini karena kelompok tersebut yang gaya hidupnya paling terdampak.
"Para pemuda biasanya menghadapi perubahan gaya hidup yang besar. Mereka bisa jadi sudah mulai bekerja, kuliah, atau pergi jauh dari rumah," kata Michail.
"Kebiasaan yang terbentuk pada masa ini akan lebih mudah terus menempel sampai tua. Jadi kalau kita serius ingin mencegah obesitas, maka kita perlu mulai memikirkan langkah intervensi yang menargetkan para pemuda ini," lanjutnya.
Temuan ini bisa jadi acuan mengapa kita semua perlu mulai berolahraga secara teratur dari sekarang. Sebab, kita masih belum mengetahui kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, bukan?