Sri Mulyani adalah sosok yang dicintai sejak era SBY hingga Jokowi.
Sri Mulyani Indrawati kembali diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi menteri di pemerintahan periode kedua.
Perempuan yang akrab disapa Ani ini mengatakan, dirinya ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menempati posisi Menteri keuangan (Menkeu) lagi di Kabinet Kerja Jilid II.
“Pak Jokowi meminta saya. Saya tetap ditugaskan menteri keuangan,” ungkap Sri Mulyani usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, (22/10/2019).
Menengok prestasi Sri Mulyani
Sosok Sri Mulyani bukanlah orang baru di pemerintahan. Sebelum menjadi menteri Jokowi, ia pernah diangkat menjadi menteri di masa pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambag Yudhoyono (SBY).
Di era SBY, Ani pernah didapuk menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Ia menempati pos kementerian tersebut sejak 21 Oktober 2004 sampai 7 Desember 2005.
Selanjutnya, ia ditugaskan SBY untuk mengisi pos Kementerian Keuangan mulai tanggal 7 Desember 2005 hingga 20 Mei 2010.
selama menjabat sebagai menteri baik di era SBY ataupun Jokowi, Sri Mulyani kerap mendapatkan penghargaan di dunia internasional, di antaranya:
1. Euromoney Finance Minister of the Year
Pada saat SBY masih menjadi Presiden RI, Sri Mulyani pernah mendapatkan penghargaan sebagai Eromoney Minister of the Year pada tahun 2005, 2007 dan 2008 dari Emerging Markets.
Menurut mereka, terpilihnya Sri Mulyani karena tiga alasan, salah satunya adalah berkat pencapaiannya dalam mendorong kinerja ekonomi Indonesia di atas 6 persen, meskipun terdapat tekanan inflasi pada waktu itu.
2. Menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia
Saat masih menjabat sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Sri Mulyani mendapat tawaran untuk menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia di Amerika Serikat (AS).
Ani pun lantas menerima menerima tawaran tersebut dan memutuskan untuk mundur dari jajaran menteri di kabinet SBY.
Kepergian Ani pun memunculkan banyak pertanyaan. Sejumlah kabar menyatakan, kepergiannya ke AS lantaran tidak betah lagi dengan politik anggaran di dalam negeri karena tak sengaja menyinggung bisnis dari petinggi Golkar Abu Rizal Bakrie.
Saat itu, Ani menyetop alokasi anggaran untuk bencana lumpur Lapindo, karena menurut investigasi dari BPK, bencana tersebut merupakan murni kesalahan dari PT Lapindo Brantas yang digawangi oleh Bakrie.
Selain itu, kasus Bailout alias dana talangan Bank Century juga membuat Sri Mulyani tidak tahan dengan ‘iklim panas’ yang ada di Indonesia.
3. Menteri Keuangan terbaik se Asia Pasifik
Di era Jokowi, tepatnya pada tahun 2018, Sri Mulyani pernah menyabet penghargaan sebagai Menteri Keuangan terbaik se Asia Pasifik versi Majalah FinanceAsia yang berpusat di Hong Kong.
Ani dinilai sukses membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Ia berhasil melakukan reformasi struktur keuangan dengan memanfaatkan kemajuan ekonomi global di tahun 2017.
Langkahnya tersebut membuat Indonesia tetap bisa bertahan meskipun Bank Sentral AS menaikkan suku bunga.
FinanceAsia juga berpendapat Ani sukses menjaga stabilitas belanja negara dari defifit anggaran yang lebih rendah yakni 2,5 persen ketimbang proyeksi awal 2,9 persen.
Selain itu, Sri Mulyani juga dianggap berhasil menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar rupiah. Di tahun yang sama, Gross Domestik Produk (GDP) Indonesia berhasil menyentuh level 1 triliun dolar AS untuk pertama kalinta dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di atas 5 persen.