Djawanews.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti fenomena Citayam Fashion Week (CFW) yang mulai diikuti di beberapa kota seperti Bandung, Malang, dan Surabaya.
Puan mengimbau anak muda yang mengikuti tren CFW untuk tidak meninggalkan pendidikan formal yang menurutnya merupakan pondasi mengembangkan kreatifitas.
"Kreatif boleh, tapi jangan tinggalkan sekolah. Karena sekolah formal akan memberi pondasi kuat bagi anak-anak muda untuk melakukan kegiatan-kegiatan kreatif," kata Puan melalui keterangan tertulis dikutip pada Kamis, 28 Juli.
Puan mengatakan, dalam revisi UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), DPR RI bersama Pemerintah tengah mengupayakan jaminan pendidikan bagi anak bangsa sampai 12 tahun, atau sampai SMA/SMK atau sederajat.
"Jadi setiap anak bangsa Insyaallah nantinya akan mendapat jaminan hak yang sama untuk mengakses pendidikan selama 12 tahun. Biaya pendidikan akan ditanggung negara," ujarnya.
Di samping itu, Puan menilai pemerintah daerah harus mulai mencarikan alternatif wadah lain untuk menampung dan menyalurkan kreatifitas anak muda. Hal ini merespons wacana kegiatan CFW ditutup lantaran dinilai mengganggu ketertiban umum.
"Kalaupun Citayam Fashion Week di Dukuh Atas harus ditutup karena alasan kemacaten, keamanan dan ketertiban, maka harus dicarikan tempat lain yang kondusif agar energi kreativitas anak-anak muda tersebut tetap bisa tersalurkan," kata Puan.
Oleh karenanya, Puan mendorong agar pemda setempat memperbanyak ruang publik yang kondusif bagi anak-anak muda untuk berkreativitas. Ruang publik itu juga harus mudah diakses oleh siapapun tanpa memandang status sosial.
Namun, ruang publik inklusif juga mensyaratkan penegakan aturan, baik aturan hukum maupun etika yang dijunjung bersama.
"Jadi ruang publik selain harus bebas diakses oleh semua warga dari berbagai latar belakang, tetapi warga juga harus menaati aturan yang berlaku. Dari ruang publik yang kondusif seperti inilah kreativitas, bahkan ide-ide kreativitas baru akan muncul," pungkasnya.