Djawanews.com – PT PLN (Persero) memiliki program peralihan kompor LPG 3 Kg (Kilogram) ke kompor induksi atau kompor listrik rumah tangga. Peralihan itu dinilai dapat menghemat Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) triliunan Rupiah lewat turunnya impor gas 3 Kg.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya saat ini tengah menggodok program pengalihan penggunaan gas 3 Kg ke kompor induksi. Paling tidak perusahaan setrum pelat merah ini tengah mendorong program peralihan pengguna LPG 3 Kg ke kompor induksi hingga 15,3 juta pelanggan.
Menurut Darmawan program konversi LPG ke Kompor Induksi sebanyak 15,3 juta pelanggan akan menghemat APBN sebesar Rp85,6 triliun selama 5 tahun setelah pelaksanaan program. Adapun biaya paket konversi berupa kompor, utensil, pemasangan jalur khusus memasak dapat dialokasikan dari pengalihan sebagian penghematan subsidi.
Skema Kompor Listrik Lebih Hemat daripada LPG 3 Kg
Sementara, jika program konversi LPG ke kompor induksi diperluas untuk seluruh pelanggan PLN yang menjadi pengguna gas 3 Kg sebanyak 69,4 juta, maka akan menghemat belanja impor LPG sebesar Rp44 triliun per tahun. Sedangkan apabila program konversi hanya untuk 15,3 juta pelanggan, akan menghemat belanja impor LPG sebesar Rp10,21 triliun per tahun.
"Hemat biaya impor LPG dengan program konversi di tahun 2028 yakni Rp10,21 triliun per tahun," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII pada Senin, 19 September.
Darmawan menjelaskan subsidi gas 3 kg yang tidak tepat sasaran telah membebani keuangan negara lebih dari Rp300 triliun sejak tahun 2017. Adapun, subsidi tersebut sangat berpotensi terus membengkak dari tahun ke tahun karena penambahan jumlah pengguna dan volume penggunaan LPG yang tidak dapat dikendalikan sesuai dengan target sasaran subsidi.
"Pengguna LPG 3 Kg adalah pelanggan PLN yang kami sendiri sudah berusaha mengindentifikasi by name by address, dalam hal ini golongan pertama adalah 450 VA yang DTKS sejumlah 9,6 juta. Dan kami sudah memeriksa 99,99% hampir semuanya menggunakan kompor gas 3 kg. Kami sudah periksa di lapangan baik itu kantor cabang kami, kantor ranting kami, hampir semuanya menggunakan gas 3 Kg," kata dia.
Di samping itu, pelanggan 450 VA yang terdata non-DTKS 14,8 juta, 100% juga masih menggunakan kompor gas 3 Kg. Begitu juga dengan pelanggan 900 VA yang masuk kategori keluarga miskin DTKS sebesar 8,4 juta 100% juga masih menggunakan kompor LPG. "Untuk itulah pelanggan listrik kami yang menikmati subsidi yang juga pengguna LPG 3 Kg adalah 32,7 juta pelanggan. Kami mempunyai data mereka by name by address dan tagihan listrik mereka," kata dia.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.