Djawanews - "Saya sampaikan juga ke istri anak saya nanti, di saat suamimu berangkat tugas melaksanakan operasi kapal selam, kamu anggap suamimu itu sudah mati,"
Kata-kata ini pernah keluar dari mulut Setyo Wawan tahun 2017 silam. Prajurit asal Bojonegoro ini, pada medio itu, masih berpangkat Kopda Amo.
Kata-kata itu dia kutip ulang dari pelatihnya. Setyo Wawan memang sedang pelatihan untuk berjuang masuk jadi salah satu prajurit yang bakal bertugas di kapal selam milik TNI AL.
Cerita ini terekam jelas dalam salah satu program KSATRIA | KELANA YUDHA HIU KENCANA 2017 yang diproduksi Trans7.
Setyo Wawan bercerita bagaimana kerasnya latihan yang dia terima. Dia juga berkisah betapa sempitnya ruang yang ada di dalam kapal selam.
"Di kapal selam, kadang tidur pun enggak bisa. Tidur pun harus duduk karena terbatas tempatnya. Lorongnya pun kecil, untuk dilewati dua orang saja, harus bergantian. Mungkin awal-awalnya jenuh, ketemu lagi ketemu lagi, tapi lama-lama jadi bercandaan, akhirnya malah bikin kekeluargaan jadi lebih erat," kata Setyo Wawan saat diwawancara waktu itu.
Seperti kata Setyo Wawan. Kekeluargaan di kapal selam memang begitu erat. Bahkan kekeluargaan mereka, kebersamaan 53 awak kapal KRI Nanggala-402 akan abadi selamanya. Dan Setyo Wawan yang kini sudah berpangkat Serda, ada di dalamnya.
Perairan utara Bali menjadi saksi kebersamaan mereka. KRI Nanggala-402 tenggelam sesaat usai melaksanakan latihan tempur. Operasi gabungan dibantu banyak negara dikerahkan. Tujuannya, berharap ada keajaiban yang membuat awak kapal bisa diselamatkan.
Tapi Tuhan berkehendak lain. KRI Rigel yang ditugaskan memindai lautan, menemukan fakta KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan, awalnya mereka menemukan serpihan bagian dari torpedo, dan juga bagian lain kapal selam yang mengapung ke permukaan laut. Keretakan itu diduga juga menjalar ke bagian kompartemen lain.
"Berdoa saja sama Allah, supaya suamimu ini selalu diberikan keselamatan, kemudahan, kelancaran, di manapun berada," kata Setyo Wawan.