Dilansir dari blog.netray.id: Film Sayap-Sayap Patah besutan Rudi Soedjarwo yang rilis 18 Agustus 2022 menuai sentimen negatif dari warganet Twitter. Di balik kisah heroik yang diangkat, film ini justru mendapat serangan lantaran diproduseri oleh sosok yang kontroversial, Denny Siregar.
Melalui pantauan Media Monitoring Netray dengan kata kunci ‘sayap sayap patah’ dan ‘sayapsayappatah’ ditemukan sebanyak 20.394 twit pada periode pemantauan 17-29 Agustus 2022. Sebanyak 58% twit mengandung sentimen negatif, 19% bersentimen positif, dan sisanya sentimen netral (Gambar 1).
Perbincangan kedua kata kunci ini mulai memuncak di tanggal 19 Agustus 2022, tepat sehari setelah film ini resmi dirilis. Aktor Nicholas Saputra berhasil mencuri perhatian warganet karena perannya menjadi tokoh utama yang disandingkan dengan Ariel Tatum. Bahkan nama Nicholas (Nicsap) menduduki jajaran Top Words dalam pantauan Netray (Gambar 2).
Polisi Niscap; Ganteng Banget Woy
Nicholas Saputra yang memerankan sosok Iptu Yudi Rospuji dengan karakter Adji menyedot perhatian warganet. Nicholas yang dikenal sebagai aktor film drama kini menuai sorotan dan pujian setelah membintangi film berbalut aksi ini. Kepiawaiannya dalam berakting di genre barunya di Sayap-Sayap Patah telah memanen apresiasi warganet.
Tampang rupawan Nicholas sukses memalingkan perhatian warganet. Ketampanan Nicsap yang pada umumnya tampil di film bergenre drama, kini semakin digandrungi karena keberhasilan aktingnya sebagai polisi yang gagah dan pemberani. Namun, warganet juga menilai bahwa ketampanan sosok polisi seperti Nicsap hanya ada di film ini.
Mengenang Mako Brimob
Sayap-Sayap Patah garapan Rudi Soedjarwo diangkat dari peristiwa tragis yang terjadi di Mako Brimob pada 2018 silam. Kejadian yang menewaskan 5 anggota Densus 88 ini mendorong Rudi untuk mengangkatnya menjadi film layar lebar. Kisah heroik para polisi yang menjadi tahanan napi teroris di Mako Brimob dianggap menjadi salah satu sejarah kepolisian dalam melawan teroris.
Sosok Iptu Yudi Rospuji yang merupakan salah satu korban meninggal menjadi sorotan publik kala itu lantaran ia meninggalkan seorang istri yang tengah hamil tua. Bahkan anak keempat Iptu Yudi Rospuji lahir tepat 2 hari setelah sang ayah gugur. Tak hanya itu, warganet juga mengenang sosok almarhum sebagai pribadi yang baik karena disamping menjadi abdi negara beliau juga dikenal sebagai seorang guru ngaji.
Selain itu, sosok polwan yang lolos dari tawanan teroris yakni Iptu Sulastri yang diperankan oleh aktris Poppy Sovia dengan karakter Iptu Gendis juga mencuri perhatian warganet. Meski selamat dari serangan teroris, namun kondisinya yang babak belur membuat warganet mengingat betapa kejinya teroris yang menyiksa aparat kepolisian kala itu tanpa melihat gender. Penggambaran Iptu Sulastri pada film ini tak kalah menyedot atensi warganet yang bangga pada polisi wanita.
Tak Hanya dalam Adegan, Review pun Penuh dengan Serangan
Meskipun mengantongi apresiasi dari sejumlah warganet, film ini nyatanya juga banyak mendapat sentimen negatif dari warganet. Sebagian besar alasan warganet memberi sentimen negatif untuk film ini adalah lantaran ada sosok Denny Siregar di balik pembuatan film ini. Warganet telanjur mengenal Denny Siregar sebagai pegiat media sosial yang kontroversial.
Maka, film garapannya pun lantas mendapat kritik dari pihak yang berseberangan atau ‘musuh’ Denny Siregar. Bahkan warganet menilai film Sayap-Sayap Patah yang seharusnya memiliki rating dan jumlah penonton yang bagus harus menerima kenyataan buruk karena diproduseri oleh Denny Siregar.
Tak hanya itu, serangan lainnya juga datang dari isu plagiasi dalam film Sayap-Sayap Patah. Film yang disinyalir mempunyai kesamaan cerita dengan film India “Broken Wings” tersebut diungkapkan oleh salah satu dosen IPB dalam akun Facebooknya hingga ramai diberitakan oleh media massa dan menjadi ajang kritik warganet.
Kasus besar yang tengah menimpa jajaran kepolisian juga turut menjadi obrolan menarik yang dikaitkan dengan perilisan film ini. Warganet menilai bahwa waktu perilisan film di tengah panasnya kasus merupakan strategi yang tepat untuk memperbaiki citra kepolisian yang kini tengah dipertaruhkan. Film heroik Densus88 tersebut dinilai sebagai cara untuk ‘mendompleng’ citra kepolisian.
Meski menuai kontroversi, film Sayap-Sayap Patah garapan Rudi hingga saat artikel ini ditulis telah menembus 1 juta penonton dalam 10 hari penayangannya. Di balik siapa yang memproduksi, film ini juga berhasil membawa penonton kembali mengingat kejadian heroik Densus88 yang menjadi tawanan teroris di Mako Brimob. Kisah haru salah satu korban yang digambarkan dalam film mampu memecah emosi penonton.
Demikian pantauan Netray. Simak analisis lainnya di analysis.netray.id.
Editor: Winda Trilatifah