Djawanews.com – Presiden Joko Widodo belum juga mengumumkan siapa yang bakal menjadi Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN), Nusantara. Hal itu memunculkan tanya di tengah masyarakat.
Ada beberapa nama yang disebut-sebut bakal jadi pemimpin di Ibu Kota Negara yang baru tersebut, di antara yang paling santer dibicarakan yakni Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Namun Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto memiliki pandangan lain. Dia menyebut ada sosok lain yang kemungkinan besar bakal ditunjuk oleh Jokowi.
Menurutnya, Kepala Otorita IKN bakal bertugas memimpin wilayah tersebut dalam lima tahun ke depan sebagai pemimpin pembangunan sekaligus kepala daerah khusus IKN.
Melihat potensi tersebut dia memperkirakan bahwa Jokowi masih bakal mengandalkan tangan dingin sosok Luhut Binsar Pandjaitan (LBP).
"Mungkin Jokowi masih akan mengandalkan LBP sebagai Kepala Otorita sebelum benar-benar pensiun. Mengapa LBP? Karena sebagai salah satu kreator IKN baru tentunya LBP lebih punya kapasitas," kata Satyo, mengutip rmol.id pada Kamis, 19 Januari.
Satyo juga menyebut alasan Jokowi tidak akan memilih Ahok atau bahkan Erick Thohir sebagai Kepala Otorita lantaran kerap menuai kontroversi.
Selain itu, Jokowi bakal memastikan bahwa UU dan tahapan pemindahan Ibu Kota akan berproses sesuai dengan jadwal sebelum dia pensiun.
"Maka untuk itu Jokowi tidak akan berspekulasi memberikan posisi penting Kepala Otorita kepada orang yang hanya akan banyak menimbulkan kontroversi seperti Ahok atau Erick Thohir," imbuhnya.
Sebelumnya diketahui ada beberapa nama yang pernah disinggung sebagai calon Kepala Otorita di Ibu Kota Negara baru.
Nama-nama tersebut yakni Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, mantan Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA) Tumiyana, dan Mantan BupatiBanyuwangi yang sekarang menjabat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Azwar Anas, hingga Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok.