Djawanews.com - Menko Marves Luhut B. Pandjaitan mengajak para ahli untuk membahas lebih lanjut mengenai penanganan virus ini, salah satunya bersama dengan para Ahli Epidemolog.
“Kami butuh diskusi dan beberapa masukan, bagaimana memaksimalkan penanganan pandemi ini, bagaimana evaluasi yang kami peroleh, sehingga pelaksanaan mengenai pandemi, mengenai PPKM Darurat, ke depan semakin baik,” kata Menko Luhut membuka pertemuan yang berlangsung secara virtual, Kamis, 15 Juli.
Ketua Pengurus Pusat Perdatin (Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif), Prof Syafri Arif menjadi yang pertama memberi masukan. Katanya, PPKM Darurat yang sedang berlangsung, bisa lebih diperketat. Soalnya penyebaran varian delta lebih cepat daripada saat awal pandemi.
"Selain itu, jika kasus melonjak seperti ini, misal ruang ICU sangat sempit, sebetulnya kita bisa memanfaatkan ruang isolasi, asalkan suplai oksigen dan obat-obatan terjamin. Ini mohon menjadi perhatian,” tukas Prof Syarif.
Jawaban Menko Luhut, evaluasi PPKM dilakukan setiap hari. Dia berharap kondisi semakin membaik dari hari ke hari. Sementara itu, mengenai oksigen, memang saat ini menjadi salah satu permasalahan serius. Apalagi pengiriman oksigen itu butuh isotank yang jumlahnya masih terbatas.
“Pendatangan oksigen dari luar itu butuh isotank dan isotank terbatas jumlahnya. Saya sudah cari ke mana-mana dan sekarang sampai tingkat penyewaan karena di dunia rebutan mengenai ini. Sedangkan mengenai obat-obatan, saya rasa Menteri Kesehatan sudah hampir memenuhi semua, sekarang mestinya sudah oke,” jelas Menko Luhut.
Diskusi kemudian dilanjutkan oleh Pakar Epidemiologi Penyakit Infeksi UGM, Prof. Hari Kusnanto Josef yang mengapresiasikan langkah pemerintah karena penanganan pandemi ini menurutnya semakin membaik, hanya saja dirinya berharap pemerintah juga lebih memperhatikan keadaan di luar Jawa dan Bali.
Dia melihat bahwa pemerintah sudah berusaha keras. Kendati di satu sisi, rumah sakit kewalahan dengan membludaknya pasien, tetapi Prof. Hari yakin penyediaan oksigen semakin baik, obat-obat terjamin, obat-obatan semua sudah ada walaupun beberapa pembeliannya dibatasi. “Intinya semua tidak mengkhawatirkan dalam waktu dekat untuk Provinsi Jawa dan Bali. Namun kami mohon perhatian di luar Jawa dan Bali ini, karena di Kalimantan, NTT dan beberapa wilayah lainnya juga menunjukkan peningkatan (kasus). Jangan sampai mereka mengalami yang lebih berat dari yang kita rasakan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Menko Luhut mengungkapkan mengenai pengadaan obat-obatan semua secara bertahap. Pemerintah, lanjutnya, telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan dengan baik. “Semua sudah kita lakukan segalanya, yang terpenting tidak ada markup harga , sebab ini menyangkut nyawa warganegara kita,” imbuh Menko Luhut.
Sedangkan kondisi di luar Pulau Jawa dan Bali, dia mengatakan pemerintah tetap memerhatikan. “Betul, kami memang pikir ke situ, jadi misal seperti oksigen juga bukan mikir Jawa dan Bali saja. Ini Jawa relatively agak mulai terkendali dengan masuknya oksigen konsentrator dan generator, nah semua jadi kita pikirkan bantuan,” bebernya.
Tak ketinggalan, diapun meminta kepada para pakar agar segera memberikan informasi kepada pemerintah bila ada bantuan isotank. “Semua dunia krisis mengenai isotank untuk bawa oksigen. Jadi kalian, saya juga mohon kalau ada bantuan mengenai ini bisa segera hubungi kami,” pinta Menko Luhut.
Selanjutnya Epidemiolog Universitas Gadjah Mada UGM), Riris Andono Ahmad membahas mengenai mobilitas yang menurutnya masih belum menyeluruh, dengan beberapa titik masih tidak sesuai dengan google mobility.
Menanggapi hal tersebut, Menko Luhut menjelaskan bahwa pihak terkait terus-menerus melakukan patroli sampai ke perkampungan. Namun memang diperlukan kesadaran di diri masing-masing dan saling mengingatkan mengenai kedisiplinan ini.
“Perlu kesadaran sama-sama untuk mengingatkan, tokoh-tokoh juga saling mengingatkan. Tanpa ada kerjasama masyarakat, tidak akan tejadi penurunan kasus ini. Jadi kita harus paham betul mengenai masalah kedisiplinan ini,” ujar Menko Luhut.
Terakhir, dia meminta dukungan dan masukan dari para epidemolog agar pemerintah terus memperbaiki mekanisme penanganan pandemi Covid 19. “Mari kita kerja sama untuk penanganan pandemi ini, karena virus ini bukan masalah pemerintah saja, namun masalah kita bersama,” pungkas Menko Luhut.