Djawanews.com – Ribuan suporter sepak bola sepulau Jawa berkumpul di halaman parkir Mandala Krida, Yogyakarta, untuk mendoakan korban tragedi Kanjuruhan, Selasa (05/10) malam.
Momen ini juga menjadi ajang bersatu dan menggalang perdamaian dengan kelompok suporter dari Solo yang selama ini kerap menjadi rival.
Ribuan supporter ini bernyanyi, menyalakan lilin, memanjatkan doa bersama, dan melakukan salat Gaib kepada korban tragedi Kanjuruhan.
Para suporter juga sepakat menyayangkan tragedi Kanjuruhan dan tak ingin kejadian yang menewaskan ratusan orang meninggal usai laga Arema FC versus Persebaya itu tak terulang lagi.
Kelompok suporter yang datang berasal dari pendukung klub PSS Sleman, PSIM Yogyakarta, dan Persis Solo.
Muslih Burhanuddin selaku Presiden Brajamusti, kelompok suporter PSIM, menyatakan, para kelompok suporter, termasuk yang kerap menjadi rival, mengesampingkan perbedaan untuk berkumpul di ajang itu.
“Ini benar-benar sesuatu yang luar biasa bagi kami. Malam ini di Mandala Krida dalam rangka doa bersama untuk saudara-saudara kami di Kanjuruhan,” ujarnya.
Menurutnya, momen ini akan menghilangkan perbedaan antar suporter. “Ini momen yang sudah dinanti publik sepak bola. Malam ini bisa bertemu meski masih di masa duka. Ke depan akan ada hal yang kita lakukan antarpengurus dan akan intens berkomunikasi,” ujarnya.
Adapun Maryadi ‘Gondrong’ selaku Presiden Pasoepati, kelompok supporter Persis Solo, berharap kegiatan ini membuat hubungan antar kelompok supporter menjadi lebih baik.
“Harapan kami ke depan kita selalu berhubungan baik antara supporter Jateng dan Jogja. Ke depan kita dari Pasoepati akan menyetujui apa yang akan dilaksanakan untuk persatuan dan kesatuan supporter,” kata dia.
Bukan hanya riuh di kawasan Mandala Krida, aksi ini juga ramai di dunia maya. Di Twitter, Mandala Krida dan tagar #sepakatdamai juga #MataramIsLove merajai lini masa.