Djawanews.com – Cendekiawan muslim Din Syamsudin memberikan respon berbeda terkait dugaan politisi India Nupur Sharma telah menghina Nabi Muhammad SAW saat menghadiri acara debat di sebuah stasiun televisi. Ia justru mengimbau masyarakat untuk memaafkan Nupur Sharma.
Din Syamsuddin mengatakan, apa yang dilakukan Nupur Sharma adalah manifestasi kebodohan, kesombongan, dan kekerasan verbal yang nyata, dan merupakan bentuk Islamofobia yang melanggar etika global.
"Terhadap sikap Islamofobia, yang sejatinya merupakan bentuk inferioritas dan ketakutan (terhadap yang Islam), maka sebaiknya umat Islam memaafkan sambil memperingatkan agar jangan mengulangi lagi," kata Din Syamsuddin, dikutip dari suara.com.
Meski menyebut pemerintah Indonesia perlu menyampaikan nota protes atau penyesalan, Din Syamsuddin berharap publik tetap menyikapi fenomena ini dengan tenang.
"Umat Islam Indonesia wajar untuk memprotes, tapi diharapkan tetap bersikap tenang, dan tidak bertindak melampaui batas," katanya.
Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyyah itu mengatakan dengan bijak bahwa pernyatan buruk Nupur Sharma atas Nabi Muhammad SAW tak mengurangi keagungan Nabi, sedikit pun.
"Mari kita yakini, sebesar apa pun penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW, oleh sebanyak siapa pun pelakunya, sama sekali tidak akan mengurangi keagungan dan keluhuran Islam serta kemuliaan Nabi Muhammad SAW," kata Din Syamsuddin.
Diberitakan sebelumnya, Nupur Sharma menghina Nabi Muhammad SAW dalam sebuah acara debat di televisi. Ia menyebut bahwa Rasul terakhir dalam kepercayaan agama Islam itu menikahi perempuan di bawah umur, Siti Aisyah.
Sontak pernyataannya tersebut dikecam dan dituduh Islamofobia oleh penganut Islam.
"Nabi Muhammad menikahi seorang gadis berusia enam tahun dan kemudian berhubungan dengannya pada usia sembilan tahun," ujarnya dalam sebuah video yang kemudian dihapus oleh saluran televisi tersebut.