Vale yang merupakan salah satu tambang nikel terbesar di dunia akhirnya diukuisisi Indonesia.
Setelah berhasil diambil alih pemerintah, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang merupakan tambang nikel terbesar di dunia, mendapatkan gelontoran dana investasi dari Brazil.
Salah satu perusahaan asal Brazil berinvestasi untuk Vale dengan nilai sebesar US$ 5 miliar (setara Rp 70 triliun), untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Lalu, bagaimana sepak terjang Vale di Indonesia?
Menyusul Freeport, Tambang Nikel Terbesar Dicaplok
Vale sudah memulai beroperasi di Sulawesi sudah lebih dari 50 tahun, dengan nama INCO sebelumnya. Tambang Vale sendiri telah menyumbang 5% dari jumlah pasokan nikel dunia.
Namun selama setengah abad lebih, eksploitasi Vale di Indonesia atas dasar Kontrak Karya, sehingga rakyat Indonesia tidak dapat menikmati hasil dari kekayaan alamnya sendiri, karena menempatkan negara dan perusahaan pada posisi yang sama.
Ikatan kerja sama Kontrak Karya tentu merugikan negara dan melemahkan negara. Sebagai contoh dalam kasus Vale, penerimaan pajak penghasilan bahkan menurun dari 45% menjadi 30% (dilansir dari Media Indonesia), dan hilangnya potensi penerimaan negara atas hasil mineral.
Momen pencaplokan Vale pada tahun 2019 ini adalah upaya pemerintah tidak ingin blunder kembali sebagaimana tahun 2014 lalu, ketika adanya amandemen yang menghasilkan keputusan jika 20% saham Vale go publik.
Kendati meluncurkan sahamnya pada masyarakat, namun pembeli 20% saham Vale adalah masyarakat asing bukan Indonesia. Meskipun dalam UU Minerba tahun 2012 sudah dijelaskan jika divestasi saham wajib diberikan pada masyarakat Indonesia.
Terkait dengan pencaplokan Vale dan prospek ke depannya, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Abdurrachman M. Fachir dilansir dari CNBC (15/20) menyatakan jika kerja sama dengan perusahaan Brazil dapat menghasilkan nilai perdagangan sebesar US$ 20 juta.
Kerja sama antara RI dengan Brazil, tergolong baru karena selama ini selama ini untuk bekerja sama dengan negara-negara Amerika Latin masih minim. Selain persoalan jarak, tingginya tarif pajak ke Indonesia (sekitar 35%) juga menjadi kendala.
Namun, karena adanya kebijakan Tax Holiday dan Tax Allowance yang diberikan oleh pemerintah dapat memangkas tarif atau pajak tersebut. Terkait dengan investasi asing yang masuk, Deputi Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menyatakan jika Indonesia sampai saat ini masih membutuhkan investasi dari asing.
Vale yang meruakan tambang nikel terbesar dunia, pada Senin 14 Oktober 2019 kembali menandatangani Perjanjian Pendahuluan dengan Mining Industry Indonesia (MIND ID) untuk melepas total 20% saham ke masyarakat. Siapa saja yang beli?