Djawanews.com – Mewakili pelajar Indonesia di Inggris, dr. Fahrin Andiwijaya, mahasiswa master di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Inggris melalui diskusi virtual yang digelar Persatuan Pelajar Iindonesia (PPI) United Kingdom pada Sabtu (30/1/2021) mengungkapkan dampak buruk vaksinasi mandiri yang dicanangkan pemerintah Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, vaksinasi mandiri dapat memperlebar kesenjangan.
“Vaksinasi mandiri dapat memperluas kesenjangan, karena hanya akan menguntungkan kelas menengah ke atas dan mereka yang bekerja di sektor formal. Istilahnya, yang bisa sehat hanya orang kaya saja. Ini tidak sesuai dengan Pancasila sila ke-5 tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Fahrin dikutip dari KR Jogja.
Senada, Sulfikar Amir, Ph.D., pakar sosiologi bencana dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura menilai rencana vaksinasi mandiri yang dicanangkan pemerintah justru dapat mengacaukan tahapan vaksinasi.
“Hal ini akan mengacaukan tahapan vaksinasi dan menganggu supply vaksin yang harusnya diberikan untuk kelompok prioritas. Proses vaksinasi akan terkonsentrasi pada kelas tertentu dibandingkan dengan kelompok lain yang rentan dan perlu didahulukan. Konsekuensinya, penanganan pandemi ini akan jadi lebih lama,” ungkap Sulfikar.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.