Djawanews.com – Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan tidak akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang akan diselenggarakan minggu depan. Namun dikabarkan Putin akan hadir secara virtual pada salah satu pertemuan dalam acara tersebut.
Sebaliknya, pemimpin Rusia tersebut akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Presiden Rusia akan menghadiri salah satu pertemuan di KTT secara virtual, kata Jodi Mahardi, juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, melansir Reuters 10 November.
Sebagai tuan rumah G20, Indonesia menolak tekanan dari negara-negara Barat dan Ukraina untuk membatalkan undangan KTT kepada Presiden Putin dan mengeluarkan Rusia terkait perang di Ukraina, mengatakan tidak memiliki wewenang untuk melakukannya tanpa konsensus di antara anggota.
Sementara itu, seorang juru bicara pada Kedutaan Besar Rusia di Jakarta mengonfirmasi, Presiden Putin tidak akan menghadiri KTT tersebut, tetapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Diketahui, Presiden Indonesia Joko Widodo telah berusaha untuk menengahi gesekan geopolitik antara kekuatan di G20, dipicu ketegangan terkait invasi Rusia ke Ukraina.
"(Presiden) sudah berusaha untuk menenangkan semua orang dan itu tampaknya terjadi sekarang," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan kepada media lokal di Bali.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, Presiden Jokowi mengatakan Rusia disambut baik di KTT itu, yang ia khawatirkan akan dibayangi oleh peningkatan ketegangan internasional yang "sangat mengkhawatirkan".
"G20 tidak dimaksudkan untuk menjadi forum politik. Ini dimaksudkan untuk membahas ekonomi dan pembangunan," katanya.
Diketahui, Indonesia juga telah mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang mengatakan dia tidak akan ambil bagian jika Presiden Putin hadir, diharapkan untuk bergabung secara virtual.
Sementara, sejumlah pemimpin dunia lainnya akan menghadiri KTT yang dimulai pada 15 November, termasuk Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.