Djawanews.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) akan menggunakan Gadjah Mada Electric Nose Covid-19 yang dikenal sebagai GeNose C19. Alat ini digunakan untuk mendukung screening Covid-19 di transportasi kereta api.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik inovasi yang dihadirkan oleh anak bangsa itu dalam rangka menghadirkan layanan deteksi Covid-19 dengan cepat, murah, dan akurat.
Menurut Joni, KAI akan membeli GeNose C19 yang nantinya akan digunakan di berbagai stasiun kereta api.
Kini, terkait penggunaannya di stasiun, pihaknya tengah menunggu regulasi dari pemerintah.
"Saat ini KAI masih menunggu regulasi lebih lanjut dari pemerintah terkait penggunaan GeNose C19 tersebut pada moda transportasi umum," ujar Joni.
GeNose C19 adalah alat pendeteksi virus Covid-19 yang dikembangkan para peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat ini sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Pengambilan sampel dari GeNose C19 ini berupa embusan napas. Hasil tesnya bisa langsung diketahui hanya dalam waktu 3 menit.
Penggunaan GeNose di stasiun-stasiun KA juga merupakan dukungan KAI terhadap produk dalam negeri yang merupakan bagian dari kampanye "Bangga Buatan Indonesia" yang sedang digalakkan pemerintah pada masa pandemi Covid-19 saat ini.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta harga GeNose per orangnya hanya dikenakan sekitar Rp20 ribu. Semakin banyak masyarakat yang menggunakan, harganya dinilai akan semakin murah.
"Alatnya hanya seharga Rp62 juta dan harga per orangnya hanya dikenakan sekitar Rp20 ribu. Jika pemakaian lebih banyak tentunya costnya akan semakin turun," kata Luhut.
Sementara KAI, menurut Joni, akan mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.