PLTU Celukan Bawang dibangun oleh PT General Energy Bali untuk penuhi kebutuhan listrik di Bali yang berada di ambang kritis.
Organisasi lingkugan global Greenpeace menentang pembangunan perluasan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara yang dilakukan oleh PT General Energy Bali di Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng Bali.
Rencana PLTU Celukan Bawang untuk menambah daya 2×330 megawatt ini mendapat protes keras dari Greenpeace karena dianggap mencemari lingkungan.
Atas dasar itulah kemudian, Greenpeace mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Denpasar pada tanggal 24 Januari 2018.
MA tetap sahkan izin PLTU Celukan Bawang
Gugatan yang diajukan Greenpeace soal izin pembangunan proyek PLTU Celukan Bawang yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali pada 28 April 2017 No. 660.3/3985/IV-A/DISPMPT tentang izin lingkungan PLTU Celukan Bawang 2 X 330 tidak dikabulkan oleh PTUN Denpasar.
Putusan itu semakin dikuatkan oleh PTUN Surabaya pada 26 Desember 2018.
Selanjutnya, Greenpeace mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) untuk membatalkan putusan yang dibuat oleh PTUN Denpasar dan PTUN Surabaya.
Akan tetapi, Majelis Hakim MA menolak permohonan kasasi dari Greenpeace.
“Menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi,” terang majelis seperti dilansir dari laman resmi MA, Jumat (23/8/2019).
Adapun sidang gugatan Greenpeace di MA dipimpin oleh Hakim Yulius dengan anggota Hary Djatmiko dan Yosran.
Ketiga Hakim MA ini berpendapat gugatan yang diajukan oleh Greenpeace telah melewati tenggat yang diberikan, yakni lebih dari 90 hari sejak SK dikeluarkan.
“Pengajuan gugatan melampaui tenggat waktu 90 hari sesuai pasal 55 UU peradilan Tata Usaha Negara,” kata Hakim Majelis Kasasi.
Sebagai informasi, PLTU Celukan Bawang merupakan sumber energi listrik yang dibangun oleh PT General Energy Bali dengan dua perusahaan lain yakni China Huadian Engineering Corporatioan Ltd dan China Huadian Development.
Pembangunan PLTU di Desa Celukan Bawang tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah bali yang saat itu berada diambang kritis.
PLTU Celukan Bawang sendiri baru didirkan oleh PT General Energy bali pada tahun 2010 dan selesai dikonstruksi pada tahun 2015.
Dari segi kapasitas, PLTU Celukan Bawang mampu memproduksi listrik hingga 426 megawatt. PLTU ini telah menyumbang sekitar 40 persen dari total kebutuhan listrik di Bali.
Dengan dikeluarkannya izin perluasan pembangunan oleh Gubernur Bali, PT General Energy Bali akan kembali memperbesar kapasitas dari PLTU Celukan Bawang dengan membangun pembangkit berkapasitas 2×330 megawatt.
Dengan begitu, sumber kelistrikan di Bali akan semakin kuat karena mendapat pasokan sebesar 660 megawat dari pembangunan pembangkit yang dimotori oleh PT General Energy Bali tersebut.