Celukan Bawang Bali— PT General Energy Bali membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan listrik dengan cara mbangunan jaringan PLTU Bali.
PT General Energy Bali atau yang biasa disingkat PT GEB merupakan perusahaan listrik independen yang beroperasi di Provinsi Bali, Indonesia. PT GEB merupakan pemasok kebutuhan energi listrik pada jaringan Jawa—Bali khusus daerah yang tidak terlayani.
Bali atau Pulau Dewata yang merupakan ikon Indonesia di mata dunia, tentu membutuhkan pasokan energi listrik yang besar. Menjawab tantangan tersebut, PT GEB kini dapat menyuplai 380 Megawatt (MW) untuk masyarakat Bali.
PT General Energy Bali dan Defisit Energi di Bali
PT GEB yang berlokasi di Celukan Bawang, Bali Utara, sebagaimana dilansir dari eacp.asia telah melakukan kerja sama dengan PT PLN (persero) selama 30 tahun terkait operasional listrik.
China Huadian Engineering Co.Ltd (CHEC) merupakan investor strategis, yang berkonstribusi 51% dalam proyek GEB. Total nilai investasi PT GEB dalam pembangunan energi listrik tercatat $50 juta.
Terdapat beberapa hal yang telah dira ngkum Djawanews terkait konstribusi PT GEB dalam mengatasi suplai energi di wilayah Bali beberapa tahun belakangan ini. Berikut ini beberapa poin utamanya.
1. Krisis Energi Bali
Berdasarkan data yang dihimpun, Bali pada tanggal 21 Februari hingga 1 Maret 2015 mengalami pemadaman bergilir selama 1—2 jam setiap harinya. Hal tersebut terkait dengan pemeliharaan listrik dan juga untuk mengurangi penggunaan listrik di Bali. Hal tersebut membuktikan jika Bali pada masa itu (dan bahkan sekarang) masih kurang pasokan listrik.
Terkait dengan krisis energi di Bali, defisit yang terjadi pada tahun 2015 tercatat 40—70 MW, padahal puncak beban listrik paling tinggi di Bali adalah 781 MW.
Berdasarkan kalkulasi, cadangan energi listrik di Bali adalah 130 MW, namun Bali hanya memiliki cadangan listrik 69 MW.
2. Bangun PLTU Bali, GEB Selesaikan Krisis Energi
Berdasarkan fenomena krisis energi yang melanda Bali, PT GEB berusaha mengambil kesempatan sekaligus menjadi penyelamat Bali dari krisis energi.
Investasi awal yang dilakukan oleh PT GEB adalah dengan mambangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Celukan Bawang.
3. PLTU Celukan Bawang Dibangun
PLTU Celukan Bawang berlokasi di wilayah Pelabuhan Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali dan mulai beroperasi pada bulan Agustus 2015.
PLTU Celukan Bawang Dibangun di Buleleng
Berdasarkan data merdeka.com, proyek pembangunan PLTU Celukan Bawang menelan investasi mencapai Rp8 triliun lebih. PLTU Celukan Bawang pada masa itu diharapkan dapat menjaga pasokan listrik di wilayah Bali yang masih sangat terbatas.
4. Persediaan Energi Bali=1.300 MW
Adanya PLTU Celukan Bawang di Bali, berhasil mengatasi krisis energi yang melanda Bali pada tahun 2015. Pada waktu itu Assisten Ekonomi Pembangunan Provinsi Bali, Ketut Widja menyatakan jika dengan adanya PLTU Celukan Bawang, Bali saat itu memiliki kapasitas energi listrik sebesar 1.300 MW.
Kendati demikian, Ketut Widia kala itu juga menyatakan jika kebutuhan energi di Bali dalam 10 tahun mendatang, membutuhkan energi 2 kali lipat dari jumlah waktu itu, yaitu mencapai 3.000 MW.
5. Nilai Investasi di Celukan Bawang
Pembangunan PLTU Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng yang menelan USD 700 juta atau Rp8 triliun, diinvestasikan oleh beberapa pihak yaitu China Huadian Engineering Co.Ltd (CHEC) yang merupakan pemegang saham mayoritas.
PT GEB, Pengelola PLTU Celukan Bawang di Bali
Selain CHEC, investasi juga dilakukan oleh Merryline Internasional Plt.Ltd (MIP) dan PT General Energy Bali. Beroperasinya PLTU Celukan Bawang di Bali, dengan demikian telah menyumbang 40 % dari pasokan listrik listrik yang dibutuhkan Bali pada saat ini.
6. Tiga Unit PLTU Celukan Bawang Bali
PLTU Celukan Bawang dalam operasionalnya diandalkan sebagai pemasok energi listrik pada jaringan Jawa—Bali, yang memiliki tiga unit pembangkit listrik sebesar 3X142 MW.
Pembangkit listrik Unit I mulai beroperasi pada pertengahan bulan Mei 2015, dan pembangkit listrik Unit II dan Unit III selesai pada Juni 2015. PLTU Celukan Bawang pada bulan Juli 2015 resmi beroperasi dengan kapasitas total 426 MW.
7. Krisis Listrik Kembali
Terkait pernyataan Assisten Ekonomi Pembangunan Provinsi Bali, Ketut Widja pada tahun 2015 yang menyatakan Bali akan mengalami krisis energi 10 tahun mendatang (tahun 2025) adalah benar adanya. Namun krisis energi tersebut lebih cepat dari prediksi Ketut Widia.
Pada tahun 2019 ini Bali sudah mengalami tanda-tanda krisis energi kembali. Dilansir dari koranbuleleng.com (15/2/2019) pasokan listrik di Pulau Bali dapat mengalami defisit apabila pembangkit listrik di Celukan Bawang menjalani pemeliharaan.
8. Apa Bali Membutuhkan Listrik Lebih Besar?
Adanya potensi krisis energi di Bali adalah yang menimbulkan berbagai asumsi jika Bali masih membutuhkan pasokan energi listrik lebih besar. Terkait dengan hal tersebut adalah dengan wacana akan dibangunnya jaringan interkoneksi Jawa Bali.
Namun menurut Komisi VI DPR RI (yang sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke Celukan Bawang) menyatakan jika kondisi pasokan listrik di Bali pada saat ini masih aman, namun dengan syarat jika seluruh pembangkit listrik yang ada di Bali dalam kondisi normal.
9. Kapasitas Total Listrik di Bali
Berdasarkan data dari Koran Buleleng, pasokan energi listrik di Bali saat ini adalah 1.228,7 MW. Pasokan tersebut bersumber dari beberapa pembangkit listrik di antaranya PLTDG Gilimanuk (Jembrana) 130 MW, PLTDG Pamaron (Buleleng) 80 MW, PLTDG Pesanggaran (Denpasar) 358 MW, PLTU Celukan Bawang (Buleleng) 380 MW, dan Kabel Laut (Jawa-Bali) 340 MW.
10. Defisit Listrik di Bali Masih Memungkinkan
Berdasarkan total kapasitas terpasing 1.228,7 MW, beban puncak listrik di Bali saat ini adalah 900 MW. Memang masih ada cadangan kapasitas listrik, namun dengan syarat semua pembangkit listrik berfungsi dengan baik dan tidak dalam masa perawatan.
Kemudian terkait dengan kemungkinan defisit listrik di Bali, hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Bagian Timur, Bali Dan Nusra, Djoko R Abu Manan.
Djoko menyatakan, meskipun pada saat ini suplai listrik di Bali masih tergolong aman, namun pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di Bali terancam defisit. Hal tersebut diakibatkan PLTU Celukan Bawang yang sewaktu-waktu melakukan pemeliharaan jaringan.
PT General Energy Bali melalui pembangkit listrik yang dibangunnya di Buleleng adalah salah satu penyelamatan krisis energi di Bali. Kendati demikian di masa sekarang ini defisit energi masih tetap menghantui Bali.