Djawanews.com – Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo turut mengomentari kebijakan terbaru Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang mengubah nama RS dari rumah sakit menjadi rumah sehat.
Ia menilai kebutuhan keberadaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) lebih mendesak atau urgen daripada hanya pengubahan nama RS.
"Memang tidak ada salahnya mengubah nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta dengan segala alasannya. Namun ada urgensi yang lebih besar di bidang kesehatan, salah satunya keberadaan Puskesmas di DKI Jakarta," kata Anggara, Kamis 4 Agutus.
Anggara menuturkan saat ini ada 15 kelurahan di DKI Jakarta yang belum memiliki Puskesmas tingkat kelurahan, sementara sekitar 15 kelurahan lain, masih tidak memiliki lahan tetap untuk Puskesmas sehingga masih mengontrak.
Karena itu, menurut dia, lebih baik fokus pada hal esensial dulu sampai selesai, sebelum beralih ke hal-hal seremonial. "Puskesmas penting sebagai akses layanan utama masyarakat di wilayah," kata Anggara.
Anggara juga menyoroti fasilitas kesehatan di Kepulauan Seribu yang saat ini hanya terdapat Rumah Sakit Daerah Tipe D. Padahal perjalanan dari sana ke Jakarta daratan, membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Anies, menurutnya, mesti punya perhatian terhadap masyarakat Kepulauan Seribu yang belum memiliki rumah sakit dengan fasilitas lengkap karena masih tipe D, sehingga saat butuh tindakan tertentu, harus dilarikan menyeberang ke darat.
Anies melakukan penjenamaan nama rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta. Dia menekankan langkah itu agar bisa mengubah pola pikir (mindset) warga tentang RS.
Menurut dia, dengan penggantian itu, RS diharapkan tidak hanya didatangi saat dalam keadaan sakit. Namun, melainkan saat dalam kondisi sehat.
"Selama ini RS kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif sehingga datang karena sakit jadi datang untuk sembuh untuk sembuh itu harus sakit dulu," kata Anies di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu 3 Agustus.