Djawanews.com – Presiden Rusia Vladimir Putin meminta kepemilikan Gereja Alexander Nevsky, di Kota Tua Yerusalem melalui surat kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada Minggu, 17 April.
Tuntutan ini datang setelah Vladimir Putin menyatakan bahwa mereka tidak senang dengan pernyataan Israel yang mengutuk dugaan pembantaian warga sipil di Ukraina.
Jika Gereja Alexander Nevsky ini turun ke tangan Putin, maka Israel akan berada di posisi diplomatik yang sulit dengan Rusia dan negara-negara barat lainnya.
Atas pernyataan Israel terkait pembantaian Ukraina, Kementerian Luar Negeri di Moskow memanggil Duta Besar Israel Alexander Ben Zvi untuk mengklarifikasi pernyataan mereka.
Kepemilikan Gereja Alexander Nevsky Sudah Dijanjikan ke Vladimir Putin Sejak 2020
Sebelumnya, di tahun 2020, Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjanjikan kepemilikan Gereja Alexander Nevsky kepada Putin, dalam upaya untuk membebaskan seorang warga Israel bernama Naama Issachar yang didekam di penjara Kremlin. Penjeblosan ini disebabkan Issachar yang tertangkap dengan ganja di wilayah Rusia.
Janji ini akhirnya ditagih dengan sebuah surat yang mengungkapkan kemarahan Vladimir Putin atas posisi Israel terkait Ukraina. Ia menuntut kepada Perdana Menteri Naftali Bennet untuk segera memindahkan gereja tersebut ke tangan Rusia, demikian dilansir Ynetnews.
Pemerintah di Moskow mencurigai bahwa pernyataan Israel yang menyudutkan Rusia adalah sebuah upaya untuk mengalihkan perhatian dunia dari konflik yang berada di Palestina.
“Ada upaya yang disamarkan dengan buruk, untuk mengambil keuntungan dari situasi di Ukraina guna mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari salah satu konflik tertua yang belum terselesaikan, yakni konflik Palestina-Israel,” tegas Kementerian Luar Negeri Rusia.
Gereja Alexander Nevsky, yang juga disebut Katedral Tritunggal Mahakudus, merupakan aset penting Gereja Ortodoks Rusia di Yerusalem. Gereja ini terletak di jantung kawasan Kristen, dan merupakan situs suci.
Di tahun 2020, Netanyahu memutuskan bahwa masalah sengketa kepemilikan gereja merupakan kasus “situs suci,” dan demikian tidak dapat diselesaikan di pengadilan. Walau begitu, Komisaris Pendaftaran Tanah Israel tetap mendaftarkan pemerintah Rusia sebagai pemilik Aleksander's Courtyard.
Rumitnya, di bawah pemerintahan Bennett putusan itu dikembalikan lagi ke Mahkamah Agung, lantas menunda pengakuan akhir mengenai kepemilikan Rusia. Walau sebuah komite telah dibentuk pada tahun 2021 untuk menentukan kepemilikan, diskusi selanjutnya belum juga dilakukan.
Mantan Perdana Menteri Rusia Sergei Stepashin mengkritik Israel yang menurutnya telah mengulur-ulur perselisihan Gereja Alexander Nevsky akibat perang di Ukraina. Ia geram dengan sikap Israel yang menurutnya tidak konsisten.
“Kami bekerja selama lima tahun untuk kembalinya gereja. Kami telah menyediakan semua dokumen sejarah, tetapi situasi di Ukraina membuat Israel bersikap seperti biasa, yakni bermain dengan kedua belah pihak. Bermain ping-pong dengan semua orang,” ujar Stepashin. Jadi akan Vladimir Putin berhasil ambil alih kepemilikan Gereja Alexander Nevsky?
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.