Djawanews.com – Presiden Korea Selatan, Yoon Seok Yeol menetapkan masa berkabung selama sepekan atas tragedi Halloween Itaewon. Yoon mengatakan tragedi itu adalah kejadian tragis yang seharusnya tidak terjadi.
Masa berkabung nasional ini dimulai sejak hari ini, Senin 31 Oktober hingga 5 November 2022.
"Ini benar-benar tragis. Tragedi dan bencana yang seharusnya tidak terjadi, terjadi di jantung kota Seoul tadi malam," kata Yoon Seok Yeol pada konferensi pers di kantor Kepresidenan Yongsan dikutip CNA, Senin 31 Oktober.
Lalu kata Yoon, pemerintah akan melakukan penyelidakan secara menyeluruh guna mengetahui penyebab terjadinya tragedi mematikan itu.
"Pemerintah akan menyelidiki secara menyeluruh penyebab insiden itu dan membuat perbaikan mendasar untuk memastikan kecelakaan yang sama tidak terjadi lagi di masa depan," ucapnya.
"Hati saya berat dan sulit untuk menahan kesedihan saya," tambahnya.
Tragedi mematikan yang menewaskan sedikitnya 153 orang, termasuk 22 orang warga negara asing itu terjadi pada Sabtu(29/10/2022) di Itaewon. Kerumunan orang yang merayakan Halloween dengan berbagai kostum terjebak dan saling berdesakan di gang sempit yang menimbulkan kematian.
Kebanyakan dari korban tewas akibat terhimpit satu sama lain di gang sempit hingga terinjak-injak usai terjatuh akibat dorongan.
"Tingginya jumlah korban akibat banyak yang terinjak-injak selama acara Halloween," kata kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan, Choi Sung-beom.
Menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan, 90 persen dari korban telah berhasil diidentifikasi. Namun beberapa warga negara asing dan remaja belum berhasil diidentifikasi lantaran tidak memiliki kartu identitas.
Diketahui perayaan Halloween di Itaewon ini merupakan yang pertama kalinya sejak tiga tahun terakhir tidak diadakan akibat adanya pandemi Covid-19. Banyak bar dan restoran yang menghiasi tempatnya dengan pernak-pernik Halloween di malam kejadian mematikan itu.
Sejauh ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab terjadinya tragedi tersebut. Sementara lokasi kejadian yang menewaskan ratusan orang masih dijaga ketat oleh petugas dan diberi garis polisi.