Presiden Joko Widodo alias Jokowi menganugrahi gelar pahlawan nasional pada 2019 kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
Sejumlah keluarga dari enam tokoh tersebut tampak haru serta bangga atas gelar pahlawan nasional yang disematkan oleh negara.
Daftar enam tokoh yang mendapat gelar pahlawan dari negara
Pemberian gelar ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120 TK 2019 yang di teken oleh Jokowi pada 7 November 2019.
Sebelumnya, Kementerian Sosial (kemensos) mengajukan 20 tokoh dan hanya enam tokoh yang dianugrahi gelar pahlawan nasional, di antaranya:
- Ruhana Kuddus.
- Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi.
- Prof M. Sardjito.
- Alexander Andries (AA) Maramis.
- KH Abdul Kahar Muzakir.
- KH Masykur.
Melansir CNN Indonesia, Ahli waris dari dr Sardjito, Dyani Poedjioetomo sangat berterimakasih karena almarhum kakeknya dianugrahi gelar pahlawan nasional.
Dyani mengatakan, dr Sardjito merupakan sosok yang menjadi panutan keluarga dan telah berjuang untuk kepentingan masyarakat banyak dibidang kesehatan.
“Beliau memiliki moto dengan memberi, kami menjadi kaya” ujar Dyani di Istana Negara, Jumat (8/11/2019)
Selama hidup, Sardjito terkenal sebagai pejuang di bidang kesehatan dan dunia pendidikan kedokteran. Ia selalu mementingkan rakyat dan kesehatan masyarakat luas. Tidak hanya itu, Sardjito juga didaulat sebagai rektor Universitas Gajah Mada (UGM) yang pertama.
“Beliau selalu mementingkan rakyat, kesehatan masyarakat secara luas, dan dengan keluarga sangat dekat,” tambah Dyani.
Ahli waris Ruhana Kuddus, Janeydy bersyukur karena mendiang neneknya memperoleh gelar pahlawan nasional. Ia berterimakasih kepada pemerintah yang telah mengapresiasi perjuangan Ruhana semasa hidup.
Berdasarkan cerita dari keluarga, Ruhana Kuddus sudah aktif mengajar menulis dan membaca kepada teman-temannya di sekitar rumah di Simpang Tonang, Talu Pasaman, Sematera Barat sejak usianya masih 8 tahun.
“Terharu, karena bisa mendapat gelar pahlawan nasional. Ucapan terima kasih saya, keluarga yang telah memungkinkan anugrahkan pahlawan nasional” ujar Janeydy.
Sementara itu, anak Abdul Kahar Muzakir, Siti Jauharoh juga berterimakasih kepada negara karena telah mengakui perjuangan kemerdekaan sang ayah melalui anugrah gelar pahlawan. Ia juga berpesan kepada anak-anak muda untuk belajar dari para pahlawan yang telah tiada.
“Hendaknya generasi sekarang lebih kreatif, inovatif, dan lebih membawa diri ke arah positif untuk kemajuan dan untuk persatuan-kesatuan kita,” kata Siti.