Djawanews.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan rencana memperpanjang jam operasional museum dan perpustakaan hingga malam hari tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pramono menjelaskan, hanya sejumlah kecil gedung, khususnya yang berakreditasi A, yang akan dibuka hingga larut malam. Dari 34 perpustakaan terakreditasi A di Jakarta, hanya 8 yang akan dibuka hingga larut malam.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menjamin wacana pembukaan museum dan perpustakaan hingga malam hari tidak akan mengakibatkan pembengkakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI.
Sebab, jumlah gedung museum dan perpustakaan yang akan diperpanjang jam operasionalnya tidak banyak. Sebagai contoh, perpustakaan di Jakarta yang akan dibuka hingga larut malam hanya 8 gedung.
Sehingga, biaya operasional gedung akibat perpanjangan waktu beroperasi tak akan menghabiskan anggaran besar.
"Yang untuk akreditasi A di Jakarta ini jumlahnya enggak banyak, cuman 34. 8 dimiliki langsung oleh Pemprov Jakarta, sisanya di SMA, SMP, SD. Yang 8 itu lah yang kemudian secara penuh nanti akan menjadi tanggung jawab pemerintah Jakarta dan kami akan buka. Untuk biaya, kecil sekali lah," kata Pramono ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 5 Mei.
Dengan jumlah gedung yang tak begitu banyak, penambahan jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk ditempatkan di museum dan perpustakaan tersebut pun minim.
"Itu kan bisa dengan cara apalag di-ASN-kan atau pppk. Kalau PPPK kan bisa kapan aja diinikan (ditugaskan). Dan kebutuhannya kan tidak terlalu banyak," ujar Pramono.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian menyoroti rencana Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang ingin memperpanjang jam operasional museum dan perpustakaan di Jakarta hingga pukul 23.00 WIB.
Justin mengingatkan Pramono untuk tidak menambah anggaran museum dan perpustakaan hingga membengkak. Sebab, bertambahnya waktu operasional tersebut pasti membutuhkan penambahan jumlah pegawai hingga biaya operasional.
"Kalau mau buka malam, sesuai kebutuhan saja. Dibutuhkan atau tidak. Membeludaklah kunjungan warga ke perpustakaan daerah. Jangan ini jadi pos anggaran baru lagi," kata Justin kepada wartawan, Minggu, 4 Mei.
Lagipula, menurut Justin, saat ini kebanyakan pengunjung museum dan perpustakaan di Jakarta dipancing dari program dan kegiatan yang diselenggarakan Pemprov DKI.
"Banyak anak-anak sekolah yang bahkan dibiayai oleh Dinas Perpustakaan, Dinas Pendidikan juga. Bahkan kalau yang dari Pulau Seribu, kalau ke sini disediain juga transportasinya. Jadi pengunjungnya enggak organik," tutur Justin.
Jika Pramono ingin memberi ruang yang lebih luas untuk menunjang masyarakat dalam memenuhi kebutuhan penyerapan beragam ilmu, Justin menyarankan Pemprov DKI fokus mengembangkan platform digital.
"Kita ada websitenya dan di situ bisa pinjam buku. Jadi saya kira kita yang efisien saja yang sesuai dengan perkembangan zaman, kalau kita sudah telontorkan dana banyak untuk online perpustakaan ini," jelasnya.