Djawanews.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan rencana perluasan cakupan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) hingga jenjang doktoral (S3). Kebijakan ini bertujuan meningkatkan daya saing lulusan Jakarta di pasar kerja melalui akses pendidikan tinggi yang lebih merata.
"Kenapa sampai S3? Bagi saya pribadi ini untuk memutus ketidakberuntungan masyarakat," kata Pramono saat menghadiri Halal Bihalal PWNU Jakarta, dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan bahwa saat ini banyak yang berijazah S1, tapi belum bisa mendapatkan pekerjaan. Karena itu, Pemprov DKI berupaya memberikan beasiswa hingga S3 atau doktor mengingat jenjang itu sudah paling tinggi di dalam pendidikan.
Pramono meyakini dengan gelar S3 maka untuk mencari pekerjaan akan jauh lebih mudah dibandingkan gelar di bawahnya.
"Saya salah satu contohnya. Saya dari keluarga sederhana, bapak saya guru. Saya sekolah sampai dengan S3 untuk bisa memperbaiki kehidupan keluarga," ujarnya.
Pramono menambahkan bahwa saat berkampanye mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia tidak pernah berjanji hal yang bersifat fisik atau membangun sesuatu.
Namun, kata dia, yang ingin diselesaikan di Jakarta, yaitu masalah Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Difabel, Kartu Lansia, dan pemutihan Ijazah.
"Ini semua satu per satu sudah kami selesaikan," katanya.
Saat ini, program KJMU DKI Jakarta menyasar kepada 15.000 penerima dan tahun depan akan ditingkatkan menjadi 20.000.
KJMU merupakan program bantuan biaya pendidikan mahasiswa yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. Saat ini program ini hanya diberikan hanya sampai jenjang sarjana (S1).
Penerima bantuan ini antara lain mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi, memiliki potensi akademik yang baik dan pengajuan bantuan harus dilakukan paling lama pada semester dua.
Besaran dana yang diterima mahasiswa penerima manfaat KJMU sebesar Rp9 juta per semester.