Djawanews.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menyita aset para koruptor demi mengembalikan kerugian negara. Namun, ia juga menekankan pentingnya keadilan bagi keluarga pelaku yang mungkin tidak terlibat.
Hal itu disampaikannya saat diwawancara tujuh pemimpin redaksi di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Minggu, 6 April. Awalnya, Prabowo mengatakan hasil mencuri para koruptor harus dikembalikan.
“Saya berpendapat begini, kembalikan yang kau curi! Kerugian negara yang dia timbulkan harus dikembalikan makanya aset-aset yang dimilikinya pantas negara itu menyita,” kata Prabowo dikutip dari keterangan yang dibagikan Tim Media Prabowo.
Tapi, anak dan istri para koruptor itu tetap harus mendapat keadilan. Karena bisa saja, aset yang dimiliki ternyata bukan dari hasil mencuri uang rakyat.
“Kita harus adil terhadap anak dan istrinya, umpamanya kalau sudah ada aset yang sudah dimilikinya sebelum dia menjabat apakah adil kita menyitanya,” tegasnya.
“Bagaimana nanti dengan anaknya, mungkinkah dosa orang tua diturunkan ke anaknya? Nanti para ahli hukum yang akan membahasnya," sambung mantan Menteri Pertahanan ini.
Prabowo menegaskan dirinya sangat geram dengan koruptor. Menurutnya, perilaku mereka sama seperti merampok sumber daya yang dimiliki Indonesia tapi dilakukan seolah legal.
"Jangankan rakyat saya juga geram, saya menyadari sumber daya kita sangat besar, ini terjadi harus dikatakan ini adalah perampokan yang dilakukan seolah-olah legal yang kalau dicek tidak ada pelanggaran," tegasnya.
Sehingga, Prabowo menilai perlu ada efek jera bagi para pejabat korup. Salah satunya, mengajukan banding kalau ada vonis hukuman yang rendah.
"Karena para koruptor ini menganggap dengan uang, okelah saya ditangkap, ke pengadilan, masuk penjara, paling saya ditahan enam tahun, nanti saya jalankan tiga tahun saya keluar dan mungkin saya bisa sogok pejabat ini, pejabat itu dan mungkin bisa tiap lima hari saya keluar," pungkas mantan Danjen Kopassus tersebut.