Meski Pembuatan Waduk Untuk PLTA Koto Panjang Menenggelamkan Beberapa Desa, Namun Pembangunan Waduk Tersebut Sekarang Menguntungkan Untuk Masyarakat Sekitar.
PLTA Koto Panjang merupakan salah satu pembangkit listrik bertenaga air yang beradai Kabupaten Kampar, Riau. PLTA Koto Panjang memiliki kapasitas terpasang 3×38 megawatt (114 MW).
Besarnya kapasitas listrik yang dihasilkan oleh PLTA Koto Panjang tersebut, cukup vital bagi kebutuhan listrik di Pulau Sumatera.
PLTA Koto Panjang menggunakan air Sungai Kampar sebagai penggerak turbinnya, saluran masuk In-take dam PLTA ini berada di daerah Rantau Berangin.
Akibat pembuatan dam atau waduk untuk PLTA Koto Panjang, beberapa desa pada kawasan Koto Panjang menjadi terendam, sehingga pemukiman warga tersebut dipindah ke kawasan aman lainnya.
Sisi Lain PLTA Koto Panjang
Meski menenggelamkan desa untuk pemenuhan kebutuhan pembangkit listrik, namun PLTA Koto Panjang kini memiliki potensi baru bagi masyarakat sekitar.
Bagaimana tidak? Waduk PLTA Koto Panjang yang dibuat untuk kebutuhan pembangkit listrik ini memiliki potensi alam yang luar biasa.
Ratusan keramba tampak rapi terbentang di beberapa titik di waduk tersebut. Pemandangan ini sudah bisa terlihat saat melewati jalan lintas Pekanbaru-Sumbar. Dan saat turun ke waduk, keramba yang ada ternyata jauh lebih banyak dari perkiraan.
Keindahan alam di sekitar waduk, menjadi pemandangan menarik lainnya yang bisa dinikmasi bila berkunjung ke sana. Dengan sampan bermotor milik para petani keramba, kita bisa menyusuri waduk. Air yang terlihat hijau dipadu dengan bukit dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, cukup menyejukkan mata dan mampu menghilangkan kepenatan akibat rutinitas.
Menurut Prof. Irwan Effendi, mantan Kadis Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, potensi waduk PLTA Koto Panjang masih sangat besar. “Saat ini baru 5 persen dari potensi waduk yang dimanfaatkan untuk keramba ikan. Potensi lainnya adalah ekowisata. Waduk ini cukup indah sebagai tempat tujuan wisata,” katanya, beberapa waktu lalu.
Ikan dari Waduk PLTA Koto Panjang, tidak hanya dikonsumsi oleh warga Pekanbaru dan sekitarnya. Tetapi juga untuk memenuhi permintaan konsumen dari provinsi tetangga seperti Sumatera Barat dan Jambi. Bila musim panen tiba, akan berjajar truk-truk pembeli berplat Sumbar dan Jambi di pinggir waduk yang tak berdermaga itu.