Dalam rangka memenuhi pasokan listrik ibu kota baru RI di Kalimantan Timur, PLTA Kayan siap dibangun dan menjadi PLTA terbesar se-Asia.
Penyediaan sarana dan prasarana ibu kota baru Indonesia jadi fokus pemerintah untuk mempersiapkan ibu kota baru. Pemerintah juga mulai melakukan berbagai pembangunan. Tidak terkecuali menyediakan pasokan listrik. Dalam penyediaan pasokan listrik untuk ibu kota Indonesia yang baru, pemerintah mulai membangun PLTA Kayan untuk membantu suplai listrik.
PLTA Kayan akan memanfaatkan air Sungai Kayan
Mungkin nama Kayan baru terdengar di telingan Anda. Kayan merupakan salah satu nama sungai yang ada di Provinsi Kalimantan Utara. Sungai Kayan merupakan salah satu sungai terbesar yang dimiliki Kalimanta Utara. Sungai Kayan Kalimantan Utara berhulu di Gunung Ukeng dan bermuara di Laut Sulawesi.
Sungai Kayan memiliki panjang sekitar 576 Km dengan luas daerah aliran mencapai 36.993,71 kilometer persegi. Sungai ini juga melintasi dua kabupaten di Kaltara, yakni Malinau dan Bulungan. Air listrik di Sungai Kayan juga dapat diandalkan, sehingga jadi salah satu alasan mengapa PLTA dibangun di Sungai Kayan.
Dengan adanya PLTA Sungai kayan, maka Provinsi Kalimantan Utara akan tercatat dalam sejarah sebagai lokasi pembangkit listrik berbasis tenaga air menjadi yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. PLTA Kayan juga disebut sebagai PLTA Hydropower 1-5 Sungai Kayan.
PLTA Sungai Kayan digadang akan mengalahkan Dam Pembangkit Son La yang berlokasi di Sungai Da, sebelah barat Hanoi, Vietnam. Tepatnya berada sejauh 340 KM dari Hanoi. Dam Pembangkit Son La hanya berkapasitas 2.400 MW. Sedangkan PLTA kayan berkapasitas kurang lebih 9.000 MW.
PLTA Sungai Kayan rencananya akan memiliki lima bendungan. Bendungan Kayan 1 berkapasitas 900 mw. Setelah bendungan pertama selesai, pembangunan dilakukan lagi oleh PT Kayan Energi Hidro, 1.200mw, kapasitas bendungan Kayan 2. Sementara untuk bendungan ketiga dan keempat memiliki kapasitas yang sama, masing-masing 1.800 megawatt, serta bendungan kelima sekitar 3.200 megawatt mw.
Pembangunan PLTA Sungai Kayan atau PLTA Hydropower Sungai Kayan akan dimulai tahun ini dengan masa pembangunannya selama 5 sampai 6 tahun. Diharapkan PLTA Kayan mampu beroprasi di tahun 2024. Tahun tersebut, Pemerintah rencananya mulai menempati ibu kota baru di Kaltara. Sehingga pasokan listrik diharapkan sudah dapat dipastikan ketersediaanya.
Dalam pembangunannya, China Power menjadi pihak yang bersedia mendanai megaproyek ini. Penandatanganan juga telah dilakukan oleh PT Kayan Hydro Energy dengan China Power, di Kantor Staf Presiden (KSP), Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (15/8).
Dilansir dari indonesia.go.id, saat ini Cina memang sedang gencar melakukan kerja sama dengan negara-negara di Asia. Hal itu dalam rangka membangun jaringan di wilayah jalur perdagangan. Dengan adanya program kerja sama tersebut, Cina bersedia memberikan dana proyek kepada beberapa negara. Beberapa negara yang mendapat bantuan seperti Pakistan sebesar 47 miliar dolar, Malaysia 27 miliar dolar, dan ke Filipina 24 miliar dolar.
Indonesia juga menjadi negara yang menjalin kerja sama dengan Cina. Ada lima kontrak kerja sama yang telah ditandatangani, salah satunya adalah Pengembangan proyek hydropower di Kayan, Kalimantan Utara. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan memiliki nilai investasi senilai Rp250 – Rp300 trilliun.
Selain PLTA di Sungai Kayan, ada pula pengembangan industri konversi dimethyl ethercoal menjadi gas senilai 700 juta dolar AS, , joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali senilai 1,6 miliar dollar AS, dan pengembangan smelter baja senilai 1,2 miliar dolar AS.
Dalam penandatanganan perjanjian kerja sama, selain perwakilan dari China Power dan PT Kayan, turut hadir pula perwakilan PT Adhi Karya dan PT Pelindo IV. Kedua PT tersebut nantinya menjadi pihak yang akan mengerjakan proyek PLTA Kayan di Kaltara.
Pembangunan PLTA Kayan juga didukung oleh berbagai pihak. Mulai dari Presiden Jokowi sendiri hingga Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. H. Irianto Lambrie. Hal ini diungkapkan langsung oleh Irianto Lambrie saat bertemu dengan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
Irianto dan Luhut memang sempat melakukan pertemuan. Pertemuan tersebut dalam rangka mengonfirmasi perkembangan PLTA dan Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Mangkupadi-Tanah Kuning, (23/8).
Dilansir dari antaranews.com, Irianto mengungkapkan jika Presiden RI Joko Widodo meminta agar rencana pembangunan PLTA Sungai Kayan segera direalisasikan.
Selain itu, PT PLN Persero juga ikut andil dalam rencana investasi potensi hydro power di Kecamatan Peso itu. PT PLN Persero dan Kayan Hydro Energy nantinya akan melakukan kerja sama, dengan skema bisnis to bisnis.
Listrik yang dihasilkan dari PLTA Kayan, separuh dapat dijual murah kepada PT PLN untuk digunakan publik/rumah tangga. Sedangkan separuh daya listrik yang dihasilkan akan disuplai ke kawasan industri Tanah Kuning atau perusahaan lain yang membutuhkan daya listrik besar. Sehingga antara PT PLN dan PLTA Kayan saling bersinergi.
Dengan dibangunnya PLTA Kayan, diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi lain, tidak hanya sebagai sumber energi baru saja. Rencananya, Pemerintah akan menjadikan kawasan di sekitar PLTA Sungai Kayan, Kalimantan Utara, sebagai kawasan industri terintegrasi. Sejumlah industri berat juga akan dibangun di sekitar PLTA Kayan, seperti smelter dan pabrik baterai. Industri-industri tersebut akan berdiri di lahan seluas 12.000 hektar.
PLTA Kayan sebagai PLTA terbesar se-Asia, rencananya tidak hanya memasok listrik ke ibu kota Indonesia baru, namun ke seluruh wilayah Kalimantan. Bahkan PLTA Kayan berpeluang untuk mengekspor listrik ke Malaysia. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Operasional Kayan Hydro Energy Khaerony.
“Malaysia di sisi utara listriknya masih kurang, nah ini nanti bisa ekspor ke sana, dan bisa pasok kelistrikan di Kalimantan juga,” ujar Khaerony yang dikutip dari cnbcindonesia.com.
Untuk pembangunannya, Khaerony mengatakan bahwa PLTA Kayan akan mulai kontruksi akhir tahun 2019. PLTA Sungai Kayan juga akan mengalahkan rekor PLTA Cirata sebagai PLTA terbesar di Indonesia. PLTA ini juga menjadi proyek strategis nasional.