Selain untuk kebutuhan industri, listrik yang diproduksi PLTA Kayan juga dapat menjadi basis ketahan energi di Kalimantan.
Sungai Kayan Kalimantan Utara dalam waktu dekat akan dibendung dan di jadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 9.000 megawatt (MW).
Jika proyek ini rampung, maka PLTA kayan akan menggeser posisi PLTA Cirata sebagai PLTA Terbesar di Indonesia dengan kapasitas sebesar 1.008 MW.
Tidak hanya itu, daya yang dihasilkan oleh PLTA di Sungai Kayan juga akan mengalahkan pembangkit listrik milik Vietnam Son La yang berada di Sungai Da yang mampu menghasilkan daya sebesar 2.400 MW.
Dari segi pembangunan, salah satu perusahaan berpelat merah yakni PT Adhi Karya akan turut berpartisipasi dalam pembangunan PLTA di Sungai Kayan.
Adhi Karya Janjikan kualitas terbaik dalam pembangunan PLTA Kayan
Pada pertengahan Agustus lalu, investor pembangunan PLTA Kayan yakni PT Kayan Hidro Energi (KHE) melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait pelaksanaan pembangunan PLTA di Sungai Kayan dengan China Power di Kantor Staf Kepresiden (KSP), Jakarta.
Penandatanganan itu juga dikawal langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan Jendral (Purn) TNI Moeldoko dan juga Gubernur Kalimantan Utara Iranto Lambrie.
Selain itu, PT KHE juga menjalin kerjasama dengan PT Adhi Karya dan PT Pelabuhan Indonesia IV untuk turut berpartispasi dalam konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sungai Kayan.
“Hari ini (Kamis 15/8/2019) kita menandatangani Head of Agreement untuk pembangunan PLTA di Sungai Kayan,” ujar Direktur Operasi II PT Adhi Karya Pundjung Setya Barata. Seperti dikutip dari Businesstoday.id.
Pundjung mengatakan, PT Adhi Karya akan memberikan kualitas terbaik dalam pelaksanaan pembangunan PLTA di Sungai Kayan.
“Kami akan menggunakan pengalaman yang kami miliki untuk memastikan bahwa kualitas yang diharapkan Bapak Gubernur Kaltara akan bisa dicapai dengan baik,” ucapnya.
Sebagai informasi, Sungai Kayan merupakan sungai yang amat terkenal dengan arusnya yang deras. Hal tersebut membuktikan bahwa air listrik di sungai ini menyimpan energi yang sangat besar sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai PLTA.
Selanjutnya, Pundjung megungkapkan, saat ini perseroan juga tengah menggarap konstruksi PLTA yang dibangun di Sungai Asahan.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresiden Moeldoko mengatakan kerjasama antara PT Adhi Karya dengan PT KHE dilakukan agar proses pembangunan dapat berjalan dengan lancar.
“Investasi yang akan segera dimulai di Kalimanta Utara, yaitu sebuah pembangunan PLTA di Sungai Kayan yang secara agregat nanti jumlahnya 9.000 megawatt,” papar Moeldoko.
Moeldoko menambahkan, kawasan tersebut nantinya akan berkembang menjadi kawasan industri dengan skala yang sangat besar. Terlebih lagi ada PLTA Kayan yang akan menjadi pemasok listrik di kawasan tersebut.
Senada dengan Moeldoko, Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie berpendapat bahwa kerja sama yang terjalin antara dua unit usaha milik BUMN dengan PT kayan Hidro Energi merupakan langkah yang tepat untuk menggarap salah satu proyek strategis nasional di Kaltara tersebut.
Irianto memaparkan, kedepan, PT Pelabuhan Indonesia IV akan berfokus pada pembangunan pelabuhan internasional. Adapun PT Adhi Karya akan fokus pada konstruksi PLTA Kayan.
“Tadi sudah dipaparkan oleh Pak Moeldoko, konstruksi PLTA terintegrasi dengan pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI),” jelas Irianto.
Listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan, tambah irianto, akan disalurkan ke kawasan industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) yang juga akan dibangun di Tanah Kuning.
Pasok listrik di ibu kota baru
Dalam kesempatan selanjutnya, KSP Moeldoko mengatakan listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan juga akan dipergunakan untuk menyuplai kebutuhan litrik di ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim).
“Nanti PLTA Sungai Kayan bisa memproduksi listrik cukup besar, yang tidak terlalu jauh dari Kaltim. Jadi menurut saya sudah terkalkulasi,” jelas Moeldoko Rabu (4/9/2019) seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.
Moeldoko mengatakan, pemerintah melalui Bappenas telah melakukan kajian perihal sarana dan pra sarana di ibu kota baru di sebagian daerah Penajem Paser dan Kutai Kartangera.
“Sudah dianlisis secara baik oleh Bappenas, daya dukung untuk proyek pembangunan ibu kota pasti sudah dihitung.
Sebelumnya, Direktur Operasional PT Kayan Hidro Energi Khaerony mengatakan, listrik yang diproduksi oleh PLTA Kayan sebagian besar akan disalurkan ke KIPI. Kendati demikian, listrik yang dihasilkan masih dapat digunakan untuk melistriki Pulau Kalimantan.
“Kami sudah meneken MoU dengan PLN, jadi kalau jual listrik lewat PLN kami siap, diberi wilayah usaha kami siap. Yang jelas kami akan melistriki kawasan industri,” papar Khaerony.
Lebih rinci lagi, komposisi distribusi listrik yang diproduksi PLTA Kayan ke Kawasan Industri dan masyarakat Kalimantan sebesar 70:30 persen.
“Saat ini, listrik di Kalimantan ada yang impor dari Malaysia. Nantinya setelah PLTA ini jadi, nggak impor lagi, malah jadi bisa ekspor,” pungkasnya.
Investasi mahal
Jika ditinjau dari segi investasi, pembangunan PLTA Kayan diperkiran akan menghabiskan dana hingga 24,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Mahalnya baiaya investasi dikarenakan investor harus membangun insfratruktur penunjang terlebih dahulu untuk dapat melakukan konstruksi PLTA.
Khaerony menjabarkan, setiap pembangkit akan menghabiskan dana yang berbeda-beda. Namun, untuk biaya per MW-nya diprediksi bakal menelan dana sekitar 2,3-2,7 juta dolar AS.
“Investasinya 2,3-2,7 juta dolar AS per MW. Kenapa mahal? Karena akses ke lokasi butuh ekstra, termasuk jadi cost tersebut,” papar khaerony.
Jika total kapasitas yang dihasilkan oleh PLTA Kayan adalah 9.000 MW, maka pembangunan PLTA Kayan akan menelan biaya sekitar 20,7-24,3 miliar dolar AS atau senilai Rp 289,8 triliun-Rp340,2 triliun. Dengan asumsi satu dolar AS dibanderol Rp 14.000,-.
Untuk pendanaanya, pembangunan PLTA di Sungai Kayan akan didukung oleh China Power dan Central Asia Capital Ltd.
Di sisi lain, proses konstruksi PLTA Kayan sendiri akan dibagi kedalam lima tahap, pertama, pembangunan PLTA Kayan 1 dengan kapasitas 900 MW, PLTA Kayan 2 berkapasitas 1.200 MW.
Selanjutnya, PLTA Kayan 3 dan 4 berkapasitas masing-masing 1.800 MW dan PLTA Kayan 5 ditargetkan mampu menghasilkan daya 3.200 MW.