Djawanews.com – PT Pertamina Patra Niaga memberikan bantuan kontrakan bagi masyarakat yang rumahnya rusak akibat terdampak insiden Integrated Terminal Jakarta Plumpang pada Jumat, 3 Maret lalu.
“Sekarang yang kami berikan adalah bantuan dana untuk fasilitas kontrakan atau hunian sementara bagi masyarakat yang sebelumnya mengungsi dan rumahnya terdampak,” kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting lewat keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin 13 Maret.
Irto mengatakan, kondisi masyarakat saat ini berangsur membaik, yang terlihat mulai dari ditutupnya beberapa posko pengungsian, salah satunya adalah posko pengungsian di Kantor PMI Jakarta Utara.
Irto mengatakan bahwa Pertamina saat ini berkomitmen penuh dalam seluruh proses pemulihan korban maupun masyarakat terdampak insiden Plumpang. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk bantuan berupa kebutuhan dasar seperti makanan dan pakaian, dapur umum, biaya perawatan korban, dan biaya pemakaman.
Irto melanjutkan, bantuan kontrakan tersebut akan diberikan dalam skema dana bantuan, dengan total Rp1,2 juta per bulan selama tiga bulan lamanya, serta tambahan dana Rp2 juta untuk kebutuhan kontrakan tersebut.
“Jadi total yang diterima adalah Rp5,6 juta. Kami harap bantuan ini kembali dapat meringankan masyarakat terdampak serta mempercepat proses pemulihan secara keseluruhan,” katanya.
Ketua PMI Jakarta Utara Rizal mengatakan, pengungsian ditutup sejak Sabtu 11 Maret pukul 20.00 WIB, sejak saat itu sudah tidak ada lagi penyintas insiden Integrated Terminal Jakarta Plumpang yang mengungsi.
“Masyarakat yang mengungsi sudah bisa pulang, mereka sudah disediakan kontrakan yang dibiayai oleh Pertamina. Kami juga ikut serta membantu penyintas pindah dari posko pengungsian ke kontrakan, termasuk menyiapkan kebutuhan sehari-hari warta seperti alat kebersihan, makanan, dan tempat tidur,” jelas Rizal.
Hal yang sama juga terlihat di posko pengungsian RPTRA Rasela, di mana sudah tidak ada lagi masyarakat yang menempati posko pengungsian tersebut sejak Sabtu.